Langsung ke konten utama

Postingan

Kabar-Kabar Lagi Nanti !

Apa kabar berkali-kali kau bilang "goblok" separuh bagianku ini ? Tapi aku ganti baru sekali saja, kau bilang sakitnya setengah mati ! 🤣 Lalu pernah tidak kau tanyakan bagaimana kabar ku begini ? Biar tidak hanya melalu kamu yang tidak boleh tersakiti. Oke, aku nanti kabar-kabar berikutnya.. Pokoknya kamu harus bahagia ! Kamu harus menang seenaknya. Ya !
Postingan terbaru

Mulanya...

Mulanya... Aku bisa. Ingin membiasakan diri ini juga. Tapi ternyata , lama-lama aku larut, malah carut-marut dan muak dibuatnya !!! ..... Silahkan... Aku tidak akan membatasi mengambil ruang yang lebih lama berjalan hampir selalu bersamaan.

Menjadi Lumpuh...

Dulu tegap berdiri, apa-apa bisa sendiri ! Sekarang.. bahkan hanya untuk berdiri tanpa bergerak saja dia tak mampu lagi. Sungguh aku mengasihaninya... Kakinya patah sebab dia menginjak pijakan yang salah ! Pijakan yang lama-lama membuat kakinya alih-alih semakin kokoh sempurna malah menjadi sama sekali tidak berguna. Sungguh lagi-lagi aku jadi mengasihaninya... Kau jangan sekali-sekali ingin menjadi seperti dia jika kelak kau tidak ingin kehilangan kekuatan kakimu dan menjadi lumpuh juga !

Lelucon Badut !

Ha Ha Ha Lelucon apalagi yang harus aku ikuti ? Tahu seperti ini, aku akan memilih hidup seriusku sendiri hingga tak perlu menelan lelucon ini itu lagi. Benar-benar seperti badut yang selalu bisa kau tertawakan di sana-sini.

Garis-Garis Milik Sang Busur

Garis-garis yang terbuat begitu persis semua lekukannya. Tepat ! Itu memang garis-garis milik sang busur. Tapi entah kenapa garisku di dalam sini semakin membujur kaku. Padahal tak biasanya garisku begitu.  Apa aku menyesal mengikuti garis yang se-demikian ? Tidak juga. Emm.. atau bisa saja. Semua tergantung harus memilih garis milik siapa. Jangan... jangan siapa, tapi mari kita buat semua tergantung harus memilih garis yang bagaimana saja.

Di Dekap Erat Rasa Yang Teramat

sejenak, diam dalam hening untuk mengamati apa yang terjadi. salahku sendiri, memiliki rasa ingin tahu berlebih. kemudian, aku berusaha menerima saja. bukan mengubah apa yang telah terjadi. tentu bagiku tak akan mungkin. ku paksa membuat hati dan kepala menjadi lembut, agar aku tetap dapat berbicara dengannya tanpa nada penuh marah, melainkan dengan cara sebaik mungkin untuk mengungkapkan perasaanku, pun kita. maaf, aku sedang di dekap erat rasa cemburu yang teramat, Mas.