Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2015

Aku Tau - Dia Tak Datang Menjemputku

jam berdentang sepuluh kali. aku hanya berusaha menahan gemuruh didada. tapi tiba-tiba saja aku ingin menangis. “are you crazy ?” teriaknya lembut tapi penuh emosi, sahabatku. saking meluapnya emosi itu, sampai-sampai aku bisa merasakannya, gemuruh didada semakin membuncah. tapi persoalannya tidak sesederhana itu dimataku. aku merasa jadi korban. ….. dia memang penuh kejutan. “kamu cantik sekali malam ini.” ucapannya membuyarkan lamunanku. “hanya malam ini ?” dia menyeka bibirnya dengan serbet makan, lalu tersenyum. “kamu selalu cantik. tapi malam ini kamu luar biasa cantik, sayang.” jantungku berdegub resah saat melihat kelembutan yang terpancar dari matanya. “mungkin karena gaun yang kau hadiahkan.” dia menggeleng. “bukan gaun itu yang membuatmu cantik, tapi kamu yang membuat gaun itu terlihat lebih indah.” “gombal !” gerutuku, berusaha menyembunyikan wajah yang aku yakin semakin merona ini. ….. dia memang penuh kejutan. caranya memelukk

Period.

awalnya aku tak paham. aku mencoba menyibukkan diri kalau dia pulang larut malam, katanya sih urusan pekerjaan. memperhatikan langit yang selalu bisa membuatku merasa tenang, sampai menghabiskan malam bersama teman-teman, cekikikan. tetap aku tak paham. saat dia lagi dan lagi hingga bermalam-malam tanpa kabar, katanya sih tetap urusan pekerjaan, bantu rekan. aku mencoba menyibukkan diri membuat tulisan fiksi, yang tokoh-tokohnya adalah ciptaan ilusi.lalu aku kembali memperhatikan langit yang selalu bisa membuatku merasa tenang. dalam sekejap suasana berjalan seperti tanpa beban. barangkali perilaku dia yang seperti itu menyeretku untuk ikut seperti itu juga, barangkali. sungguh luar biasa, unik bin aneh. tak bisa dijelaskan dengan akal sehat, atau mungkin akal sehatku ini sudah kurang sehat hingga tak mampu mencerna fenomena itu ? oh, maafkan saja aku, mungkin aku kurang mengerti dia. iya, anggap saja begitu, aku sama sekali tak mengerti dia. setiap hari baik dia maupu

Pagi, Menjengkelkan.

\ semalam aku senang karena keinginanku untuk mengatakan padanya terpenuhi – mengatakan apa yang selama ini kusimpan rapat-rapat dalam hati – terjaga pasti oleh skat-skat yang ku bangun sendiri. pagi ini, melihat reaksinya, aku jadi jengkel lagi.  aku merasa dia tak melakukannya dengan sepenuh hati. didengarkan kemudian terpaksa dilakukan. itu saja tak lebih !