Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2016

Sakit Me-Rindu

Sakit berusaha memaklumi.  Hanya itu yang dia bisa.  Memaklumi itu bagian dari usahanya untuk memelihara cintanya pada Rindu.  "Boleh aku duduk ?" Sejak kapan aku bisa melarangmu ? Kata-kata itu, terlalu sering.  Sudut mataku meledak, magma didadaku tumpah begitu saja. Itu kesekian kalinya Rindu mendatangi. .... Disini, apapun resahmu pasti akan bubung ke udara. Untuk beberapa alasan kopi rasanya lebih nikmat kau seduh bersama Sakit dan Rindu. 

Sepatah Alasan

Nyaris membuatku terpelak. Sungguh, aku sendiri takjub dibuatnya. Kepalaku pening. Dadaku kembali berdetak kencang kala mendapatinya, tapi ada sebuah pertanyaan terbetik dalam benakku. Tik Tok Tik Tok, Lupakan saja pertanyaanku. "Aku benar-benar membenci semua ini." Tak tanggung-tanggung, barang sekali duakali aku bisa saja takkan tersinggung. Tak ada reaksi apapun, aku pun tergantung. Hanya menunggu detik air mataku mengantung. Semula ku pikir bahwa hal ini akan seperti yang sudah-sudah, terkubur... seolah semua baik-baik saja, namun ternyata kali ini aku yang salah menduga. 'Menenangkanku, Menyentuhku' saja enggan. Apalagi yang harus ku paksakan ? Masih saja ingin mendapat alasan ? Ya ! Alasan kita memulai. Agar kita tidak gampang mengakhiri !

Jadi, Ini Tentang Cerita Kita

Jadi, ini tentang cerita "kita". Mungkin kau hampir bosan ketika berulang-ulang aku menuliskan ini, tentang ketenangan yang telah pecah seperti gelas kaca yang diam-diam jatuh dan pecah. Bosan sekali. Lalu tak pernah menyangka, dan tak pernah mampu menerka, akan berakhir seperti apa kita. Jadi, ini tentang cerita kita. Yang sedang duduk di ujung lorong perjuangan. Itu kamu ? Ini kamu ? Kita itu nyata ? Jadi, ini tentang cerita kita. Tapi kali ini aku urung memakai tanda kurung. Karena ku pikir, sudahkah habis ketenangan - ketenangan yang selalu kita dapatkan ? Ah, waktu memang penipu ulung. Semua tentang kita seakan tiba-tiba habis tergulung. Setangah mengantuk ku ikuti apa yang hati ingin tulis, Rupanya belum sempat aku menikmati imaji "kita" sudah datang mengganggu lagi