... yaa, yang perlu ku sadari bahwa merasa very very stupid and helpless adalah pikiran yang menghambatku untuk menentukan pilihan yang terbaik. kebahagiaan adalah tanggung jawab kita masing-masing. jadi, kalau aku mengatakan "aku ingin hidup bahagia", maka hal ini menjadi tanggung jawabku sendiri untuk mewujudkannya.
banyak dari kita salah mengartikan memaafkan itu sama dengan melupakan rasa pedih dan sakit hati. melupakan artinya tidak bisa lagi mengingat kejadian dan pengalaman-pengalaman buruk, menghapus kenangan atas apa yang sudah terjadi. otak tidak seperti komputer, bisa mendelete file dengan satu klik saja.
bagaimana kita bisa lupa ketika seseorang yang sangat kita percayai mengkhianati kita ? bagaimana kita bisa lupa ketika sesorang yang kita kagumi selalu bertindak kasar kepada kita ? bagaimana kita bisa lupa ketika seseorang yang nampak paling tulus mencintai berujung pergi ? bagaimana kita bisa lupa ketika seseorang yang berjanji berjuang nyatanya tak pernah sampai ke tujuan ?
***
dia sebenarnya baik, telaten, hanya saja dia cepat tersinggung, kasar, tidak mesra dan makin lama hubungan kami menjadi datar. yang kami jalani adalah rutinitas yang membosankan. rutinitas memang bisa mengikis romantisme. masing-masing sibuk, belum juga masalah-masalah kecil yang melebar setiap harinya, mulai dari hanya masalah makan dimana sampai kebohongan apa yang berhasil tersimpan lama, urusan hati jadi terabaikan. tentu memperbaikinya perlu usaha dan proses.
seribu kali ingin tidak membiarkan hati kesal merusak masa-masa indah yang sudah, seribu kali melakukan something romantics untuk menumbuhkan bibit kemesraan baru, buatku selalu gagal. entah aku sudah merasa lelah, atau apa yang ada padaku ini telah mati rasa ? entah...
aku jadi makin merasa tidak bahagia dalam hubungan ini. aku jadi suka memikirkan bagaimana kalau kita berhenti saja. aku tau ini hanya pikiran-pikiran error di kepala, karena dia tak juga berani mengambil kendali pada tujuan utama kita...
keterbukaan komunikasi pun tak banyak membantu, malah semakin memperkeruh mengingat dia tipikal orang yang cepat tersinggung dan mudah berkata-kata kasar terhadapku. apa bagimu laki-laki yang terus saja memaki tak sanggup menahan emosi ?
bersambung....
seribu kali ingin tidak membiarkan hati kesal merusak masa-masa indah yang sudah, seribu kali melakukan something romantics untuk menumbuhkan bibit kemesraan baru, buatku selalu gagal. entah aku sudah merasa lelah, atau apa yang ada padaku ini telah mati rasa ? entah...
aku jadi makin merasa tidak bahagia dalam hubungan ini. aku jadi suka memikirkan bagaimana kalau kita berhenti saja. aku tau ini hanya pikiran-pikiran error di kepala, karena dia tak juga berani mengambil kendali pada tujuan utama kita...
keterbukaan komunikasi pun tak banyak membantu, malah semakin memperkeruh mengingat dia tipikal orang yang cepat tersinggung dan mudah berkata-kata kasar terhadapku. apa bagimu laki-laki yang terus saja memaki tak sanggup menahan emosi ?
Komentar
Posting Komentar