Langsung ke konten utama

PONSEL

oke, sebut saja ini sebagai "etika ber-ponsel", dimana kalian perlu menempatkan diri, kapan waktu untuk memberi perhatian pada handphone dan kapan sepenuhnya perhatian kalian ada pada orang-orang disekitar. 


sibuk sendiri dengan handphone kadang bisa jadi "trouble maker" banget. like a.. ketika menghabiskan waktu dengan keluarga, teman, atau pacar, sudah sepatutnya kita fokus untuk berinteraksi dengan mereka - bukan dengan handphone. right ? 

ketika saya sedang berada dalam "killing time" bersama sahabat-sahabat saya, sebisa mungkin saya akan menjauhkan ponsel dari tangan saya. begitu juga sahabat-sahabat saya - akan saling tegur. kita benar-benar menerapkan aturan, tidak ada yang diijinkan bermain dengan ponselnya ketika sedang berkumpul. semua ponsel dikumpulkan ditengah meja.. dan kita bisa asik berbagi cerita.. benar-benar menikmati quality time bersama.

ketika saya berada dalam "killing time" bersama pacar saya, sebisa mungkin saya akan menjauhkan ponsel dari tangan saya. yang berbeda adalah... pacar saya belum bisa. sedihnya.. dia tak hanya sekali duakali.. tapi berkali-kali. I keep it in and pretend that I didn't care. pernah coba saya singgung.. tapi saya tidak terang-terang mengatakan padanya untuk tidak bermain ponsel ketika bersama saya. dengan memberi contoh saya melakukannya terlebih dahulu, berharap dia juga melakukannya pada saya.. ternyata ? OMG, so make your jokes. have you forgotten how you would make me feel - when you drag my spirit down ? play your cards. and.. look ! who's laughing now ? 




benar-benar membuat saya tidak nyaman berada bersama seseorang yang konstan menatap ponselnya. I lost interest in my boyfriend.

sebenarnya, kita hanya perlu memerhatikan berberapa rules yang bikin komunikasi lebih nyaman dan fokus dengan partner bicara kita, siapapun dia. supaya kita tidak jadi addict pada ponsel dan dunia maya yang mengisolasi diri kita dari dunia nyata.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aku Menyayangkan, Sayangnya...

sayangnya, aku bukan tipikal wanita yang berjuang lebih keras dari umumnya hanya untuk laki-laki sepertimu. sayangnya, aku lebih memilih tidak lagi peduli daripada harus memaafkanmu berulang untuk kesalahan yang selalu sama.  sayangnya, aku lebih membutuhkan laki-laki yang penuh pengertian lebih ketimbang laki-laki yang penuh tuntutan. sayangnya, aku lebih menghargai laki-laki yang mau diajak susah ketimbang laki-laki yang maunya enak saja. sayangnya, aku bukan wanita yang membiarkan laki-lakiku mengencani wanita lain. sayangnya, aku wanita yang tidak bisa tinggal diam ketika aku dikecewakan, bahkan aku bisa membalasnya jauh lebih menyakitkan. sayangnya, aku wanita yang lebih memilih untuk mengakhiri daripada menjalani hanya dengan kesakitan. sayangnya, aku wanita yang susah memberi kalau kepercayaan sudah disia-siakan. sayangnya, aku lebih mendengarkan kata hatiku untuk meninggalkan, daripada kata-kata tanpa usahamu agar aku tetap tinggal. sayangnya, aku adalah aku, aku bukan aku yang...

Cemburu, Tidak ! Tidak !

Entahlah, ini apa ? aku tidak mau menyebut aku sedang dibakar rasa cemburu. Tidak ! tidak ! Sore yang cantik, dengan sahabat-sahabatku yang begitu menawan hari ini. Ah, rindunya beradu cerita bersama mereka. Iya, setelah berminggu-minggu terpisah karena kesibukan kita masing-masing, akhirnya dalam ketidaksengajaan sore ini kita bertemu. Peluklah paksa sore itu, menyongsong senja dengan senyuman terbaik dariku, meskipun disini… iya.. dihati dan pikiranku sedang kacau, mereka tau, mereka cukup mengerti bagaimana aku. Tidak ada yang angkat bicara, mereka tidak mencoba menanyakan “kenapa aku ?” , jelaslah mereka paham betul bagaimana aku ketika mood sudah berbalik 180 penuh, mereka menunggu aku untuk bercerita, pastinya. Tidak biasanya aku menjadi pendiam saat bersama mereka. Aneh ! ini bukan aku ! hahaha ini sore yang cantik, dipadukan dengan sahabat-sahabatku yang begitu menawan, tapi tidak bisa merubah moodku yang terlanjur berbalik arah 180 penuh. Sesekali aku memainkan rambut bagian a...

P.A.I Pertama di Semester 6

17 Februari 2014. kuliah perdana di semester 6. kali pertama dapatkan mata kuliah pendidikan agama islam. semoga menjadi semster yang berkah (syukur-syukur tidak ada mata kuliah yang tertinggal lagi seperti di semester-semester lalu yang tidak pernah 'tidak' meninggalkan satu - dua matakuliah disetiap tanggal KRS-annya). dosen baru : Bpk. Haris. (yaa, sudah ku duga dalam kelas ini aku akan bertemu dengan dosen baru. karena sejauh ini wajah-wajah dosen lama rasanya tidak ada yang pas kalau ngajar agama. wajahnya terlalu berkesenian, bukan berkeagamaan - tapi bukan berarti mereka tidak beragama loh yaa) whahaha bilangnya, Bapak haris ini pernah mendapatkan beasiswa kuliah di Sudan, dan di Al-Azhar. dan bilangnya, beliau sangat senang mengajar P.A.I (Pendidikan Agama Islam) "selain mendapat gaji dari instansi, saya juga mendapatkan pahala dari Allah." begitu sih paparnya. pertemuan pertama ini membahas tentang 'Ketuhanan'. Roh Islam ( Tauhid yang berarti keyakina...