Langsung ke konten utama

Sakral(maut)

Entahlah, ini apa. Terakhir malam minggu kemarin saya sungguh memberanikan diri mengikuti permintaan pacar saya, untuk berkunjung kerumahnya.  Well yeah, saya berhasil membuang jauh pikiran saya ‘berkunjung kerumah calon mertua itu bukan lagi momok’ wkwkwkw

Tau tidak ? orang pertama yang ingin saya teriaki lantang, ya… seseorang yang pernah saya cintai begitu dalam, dan seseorang yang pernah saya pertahankan sekuat tenaga, mantan kekasih terbaik saya. “Bleng, lihat tidak. Aku sudah bisa ! kamu mengajarkan aku banyak hal.” hubungan kita sudah memasuki hitungan tahun pertama, beranjak pada hitungan tahun berikutnya, tapi sayang… sesuatu membuat hubungan kita tidak bisa dipertahankan lagi.

Pernah saya berucap padanya, dalam keadaan kamar saya yang begitu tenang. Mungkin bisa dibilang ucapan saya ini adalah sebuah janji.  “aku akan berkunjung menemui keluargamu, tapi tidak sekarang. Aku belum siap. Aku belum bisa bukan karena aku menjalin hubungan ini tidak serius denganmu, aku serius. Tapi aku belum siap untuk hubungan yang mempunyai ikatan kuat (keluarga). Benar kamu secara tidak langsung sudah memintaku, usiaku terlalu dini untuk memikirkan hal jauh kesana”

Dibilangnya, “mudah-mudahan orang yang memetik hasil buah yang aku tanam dan aku pupuk adalah orang baik buat kamu !”

Oke, menyesal ! saya memang sangat menyesali hal itu. Bukankah penyesalan memang letakknya diakhir ? selanjutnya, ini untuk perubahan saya menjadi lebih baik kedepannya.  Sebenarnya tiada salah jika saya sesekali mencoba berkunjung kerumahnya, bertemu orang tuanya, menjalin silaturrahmi antar keluarga. Egois ! saya hanya mau dia mengenali keluarga saya, tapi tidak dengan saya. Iya… saya bersikap acuh akan keluarga dan lingkungan dia.

Bayangkan, hubungan saya dengan dia sudah terhitung tahunan, tetapi… sampai hubungan kita berakhirpun saya belum mengenal keluarganya. Bahkan mencium tangan keduaorang tuanya saja tidak pernah. Alamat rumahnyapun, mana saya tau. Menyedihkan bukan ? itulah, saya teramat bodoh, masih dalam kesenangan diri sendiri, asik dengan dunia saya sendiri tanpa mau dan sadar kala itu saya dalam sebuah hubungan, artinya saya sedang dalam satu komitmen dengan ‘partner’ saya ini.

Saya tidak bodoh. Bukankah orang yang tidak bodoh tidak akan melakukan kesalahan dalam lubang yang sama berulang ? saya tidak mau kali kedua terjadi hal seperti ini. Ya, selagi hubungan saya dengan pacar masih terbilang ‘seumuran jagung’ masih 3bulanan. Tidak ada salah saya berusaha mencoba merubah gaya ‘berkomitmen’ saya kan ? take it easy. Sebetulnya sudah sejak lama pacar mengajak saya untuk berkunjung kerumahnya, berkali-kali juga saya menolak. Alasan yang saya berikan sama seperti sebelum-sebelumnya, hanya ‘takut’. Hahaa sering kali dikatanya, itu alasan yang tidak masuk akal.

Aduh, iya malam minggu ya ? 25 mei 2013, hihii maaf ya agak lebay, sampai harus saya menuliskan tanggal disini. Saya menganggap hari itu teramat sakral jadi saya harus benar-benar mengingat betul hari itu *halah. Hahaa ini kali pertama saya ‘mengiyakan’ kala diajak berkunjung kerumahnya, dan menemui keluarganya. Jangan ditanya, dengan pacar-pacar saya sebelumnya ? tidak pernah. Beruntunglah dear,  kamu orang pertama yang berhasil membawaku, menghilangkan rasa takutku. Entahlah, dengan begini kamu bisa menganggap aku lebih serius dengan hubungan kita atau tidak. Atau saya terlalu berharap lebih kepadamu ? ah.. rasanya harapan kita sama ya ? ‘moga langgeng’ :p

Kurang lebih pukul 21:00, saya tiba tepat didepan rumahnya. Sebelumnya saya sempat mengulur-ulur waktu, berharap hujan akan turun deras, menghambat perjalanan kami kesana. Hahaha taraaaa, nyatanya ? tuhan berpihak padanya, ash… saya akan datang kesurga atau neraka ? hihihi

Saya gugup, takut, emm campur aduk rasanya. Mungkin lebih lengkap lagi kalau didalam tas saya ada permen nano-nano yang bisa saya ‘emut’, sayangnya saya lupa membeli waktu kami mampir ke alfamaret sewaktu perjalanan kesini. otak dan perutku tidak lagi bersahabat, pikiranku kala itu hanya lapar.. lapar.. dan lapar.. hari itu sungguh melelahkan. Saya sudah beraktifitas pagi-pagi sekali. Hahaa

Jengjeng… gemetaran. Keringatku mungkin sudah mulai berlomba-lomba siapa dulu yang akan bercucuran. Ah dasar ! hahaha oke, nothing special. saya tidak berdandan yang sedemikian rupa, rambut saya ya begitu-begitu saja, tetap terurai agak berantakan. Ditambah lagi keringat yang makin dan semakin bercururan, sial ! berasa 5menit lalu saya keluar dari kamar mandi dengan kondisi rambut masih basah. Aw.. aw.. ( eh tapi, saya jadi mengingat moment pertama kali saya membawa dia kerumah, dan mengenalkan dia kepada orangtua saya. Hahha “sayang, kamu juga merasakan hal yang sama denganku kan bukan ? gugup sekali ? kamu keringatan juga, padahal tidak lagi panas” )

Obrolan kecil, tapi asik. Cukup membuat saya tersenyum sumringah sana sini. Syukurlah keluarga dia terbilang ‘welcome’ sekali dengan kedatangan saya. Mudah-mudahan begitu seterusnya. Ditambah dengan ponakan-ponakannya yang lucu-lucu itu, lumayanlah bikin keringat saya sedikit hilang.

Ah, tuhan, 22:30 terimakasih, mungkin jam tanganku kau putar lebih cepat dari biasanya. Saya segera bergegas. Tapi… ah, ya tuhan pacar saya ini laki kan bukan banci, manja sekali. Sudah cukup dewasa saya rasa, apalagi dia laki-laki. Jangan dimanja berlebihan juga kali ya !

“bawa mobil, sudah jam segini. Perjalanan ke sidoarjo pasti lama, sepi. Bahaya !”  dengan terpaksa, bagaimana lagi, sampai hati saya mengelak ?

Percaya tidak, jam tangan saya masih menunjukkan pukul 22:30 . tidak mungkinlah kita pulang dijam itu, masih sore ! Haha sudahlah, kalau sudah bebarengan begini, lupa waktu. Bla… bla… dan bla… saya akan menuliskan cerita saya selanjutnya dihari ini. Dalam judul yang berbeda ! kalau saya memaksa menumpahkan semua didalam judul ini, jatuhnya keluar konteks pembicaraan dalam judul. Hahaa

Sekian, let it flow.  Yang seperti ini bukan momok, jadi saya tidak pernah takut lagi untuk kali kedua ada kesempatan untuk berkunjung kerumahnya dan menemui keluarga-keluarganya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aku Menyayangkan, Sayangnya...

sayangnya, aku bukan tipikal wanita yang berjuang lebih keras dari umumnya hanya untuk laki-laki sepertimu. sayangnya, aku lebih memilih tidak lagi peduli daripada harus memaafkanmu berulang untuk kesalahan yang selalu sama.  sayangnya, aku lebih membutuhkan laki-laki yang penuh pengertian lebih ketimbang laki-laki yang penuh tuntutan. sayangnya, aku lebih menghargai laki-laki yang mau diajak susah ketimbang laki-laki yang maunya enak saja. sayangnya, aku bukan wanita yang membiarkan laki-lakiku mengencani wanita lain. sayangnya, aku wanita yang tidak bisa tinggal diam ketika aku dikecewakan, bahkan aku bisa membalasnya jauh lebih menyakitkan. sayangnya, aku wanita yang lebih memilih untuk mengakhiri daripada menjalani hanya dengan kesakitan. sayangnya, aku wanita yang susah memberi kalau kepercayaan sudah disia-siakan. sayangnya, aku lebih mendengarkan kata hatiku untuk meninggalkan, daripada kata-kata tanpa usahamu agar aku tetap tinggal. sayangnya, aku adalah aku, aku bukan aku yang...

Cemburu, Tidak ! Tidak !

Entahlah, ini apa ? aku tidak mau menyebut aku sedang dibakar rasa cemburu. Tidak ! tidak ! Sore yang cantik, dengan sahabat-sahabatku yang begitu menawan hari ini. Ah, rindunya beradu cerita bersama mereka. Iya, setelah berminggu-minggu terpisah karena kesibukan kita masing-masing, akhirnya dalam ketidaksengajaan sore ini kita bertemu. Peluklah paksa sore itu, menyongsong senja dengan senyuman terbaik dariku, meskipun disini… iya.. dihati dan pikiranku sedang kacau, mereka tau, mereka cukup mengerti bagaimana aku. Tidak ada yang angkat bicara, mereka tidak mencoba menanyakan “kenapa aku ?” , jelaslah mereka paham betul bagaimana aku ketika mood sudah berbalik 180 penuh, mereka menunggu aku untuk bercerita, pastinya. Tidak biasanya aku menjadi pendiam saat bersama mereka. Aneh ! ini bukan aku ! hahaha ini sore yang cantik, dipadukan dengan sahabat-sahabatku yang begitu menawan, tapi tidak bisa merubah moodku yang terlanjur berbalik arah 180 penuh. Sesekali aku memainkan rambut bagian a...

Romantis ? tentang cara dan kemauan pribadi..

romantis itu perkara cara atau aturan kewajiban ? harusnya saya melakukan kuisioner lebih ya, bagaimana seorang laki-laki menangkap artian romantis. jelaslah berbeda nanti dengan tangkapan saya sebagai wanita setengah aneh terhadap 'romantisme' hehehe ya, disaat saya dekat dengan beberapa jenis laki-laki. cara mereka berbeda-beda, lucu sih saya bilang. ada salah satu dari mereka yang sering kasih saya bunga. singkat cerita, saya bilang dia salah satu laki-laki yang over romantic wakakak. ya, setiap sore pulang sekolah ( kira-kira 5tahun yang lalu, sewaktu saya masih duduk dibangku SMA ), hampir seminggu berturut, saya mendapati kiriman setangkai bunga mawar merah, lengkap dengan durinya hehe, eh lengkap dengan potongan karton merah berisi tulisan, yang tidak jelas itu tulisan apa dan dari siapa. rasanya karton merah ini sebagian kecil, saya berpikir pasti ada potongan-potongan lain untuk dapat saya baca. saya putuskan membawa masuk bunga beserta potongan karton yang serba merah...