Langsung ke konten utama

E-mail

Abram, lama sekali aku tidak menulis email untukmu. iya, tidak seperti dulu.

Dulu hampir setiap hari aku menulis email untukmu, menceritakan banyak hal, atau hanya sekedar menyapa dan inginkan tau keadaanmu. 

Terlewat dari balasan-balasan yang masuk ke emailku , kamu mengajarkan aku banyak hal, keterbukaan, dan juga kekuatan. entah dari mana asalnya kamu selalu bisa dan paling bisa menegakkan kembali kepalaku, seberat apapun masalah yang aku hadapi.

Abram, kamu bukan laki-laki biasa, setidaknya bagi hidupku. 

Ah apa kabar kamu Bram ? Terakhir kali aku menanyakan kabarmu, mengirimkanmu email, tidak satupun balasan. Basi yah, masih saja aku menanyakan kabarmu. biarlah, aku hanya ingin mengulang kebiasaan lamaku, kebiasaan lama kita.

Apa kabar surat email kita ? kamu masih simpan ? aku harap kamu terus menjaganya, terus membacanya, meski aku tau sesuatu yang mustahil jika aku menemukan surat email darimu. kita menyimpan banyak kenangan dalam tulisan-tulisan itu, kenangan yang berisi hampir separuh dari cerita hidup kita. 

Aku kangen kamu, aku kangen semua itu, jujur saja. 

Sejak kepergianmu, mungkin kamu akan menertawakan aku. aku menjadi wanita yang rajin mencatat seluruh cerita dalam kesendirian yang meradang. setiap kali aku mencari seseorang untuk menggantikanmu, dia selalu tidak seindah kamu.

Aku merindukan semua cerita kita, jujur saja.

Abram, baik-baik kamu disana. Tuhan memberkatimu.

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kabar-Kabar Lagi Nanti !

Apa kabar berkali-kali kau bilang "goblok" separuh bagianku ini ? Tapi aku ganti baru sekali saja, kau bilang sakitnya setengah mati ! 🤣 Lalu pernah tidak kau tanyakan bagaimana kabar ku begini ? Biar tidak hanya melalu kamu yang tidak boleh tersakiti. Oke, aku nanti kabar-kabar berikutnya.. Pokoknya kamu harus bahagia ! Kamu harus menang seenaknya. Ya !

Aku Menyayangkan, Sayangnya...

sayangnya, aku bukan tipikal wanita yang berjuang lebih keras dari umumnya hanya untuk laki-laki sepertimu. sayangnya, aku lebih memilih tidak lagi peduli daripada harus memaafkanmu berulang untuk kesalahan yang selalu sama.  sayangnya, aku lebih membutuhkan laki-laki yang penuh pengertian lebih ketimbang laki-laki yang penuh tuntutan. sayangnya, aku lebih menghargai laki-laki yang mau diajak susah ketimbang laki-laki yang maunya enak saja. sayangnya, aku bukan wanita yang membiarkan laki-lakiku mengencani wanita lain. sayangnya, aku wanita yang tidak bisa tinggal diam ketika aku dikecewakan, bahkan aku bisa membalasnya jauh lebih menyakitkan. sayangnya, aku wanita yang lebih memilih untuk mengakhiri daripada menjalani hanya dengan kesakitan. sayangnya, aku wanita yang susah memberi kalau kepercayaan sudah disia-siakan. sayangnya, aku lebih mendengarkan kata hatiku untuk meninggalkan, daripada kata-kata tanpa usahamu agar aku tetap tinggal. sayangnya, aku adalah aku, aku bukan aku yang...

P.A.I Pertama di Semester 6

17 Februari 2014. kuliah perdana di semester 6. kali pertama dapatkan mata kuliah pendidikan agama islam. semoga menjadi semster yang berkah (syukur-syukur tidak ada mata kuliah yang tertinggal lagi seperti di semester-semester lalu yang tidak pernah 'tidak' meninggalkan satu - dua matakuliah disetiap tanggal KRS-annya). dosen baru : Bpk. Haris. (yaa, sudah ku duga dalam kelas ini aku akan bertemu dengan dosen baru. karena sejauh ini wajah-wajah dosen lama rasanya tidak ada yang pas kalau ngajar agama. wajahnya terlalu berkesenian, bukan berkeagamaan - tapi bukan berarti mereka tidak beragama loh yaa) whahaha bilangnya, Bapak haris ini pernah mendapatkan beasiswa kuliah di Sudan, dan di Al-Azhar. dan bilangnya, beliau sangat senang mengajar P.A.I (Pendidikan Agama Islam) "selain mendapat gaji dari instansi, saya juga mendapatkan pahala dari Allah." begitu sih paparnya. pertemuan pertama ini membahas tentang 'Ketuhanan'. Roh Islam ( Tauhid yang berarti keyakina...