Langsung ke konten utama

Pilihan "waktu" untuk Sahabat - Kekasih

Siapa yang tidak tahu, manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa orang lain. Bahkan dapat dikatakan bahwa hubungan dengan orang lain merupakan kebutuhan, hal ini sesuai dengan pendapat pada ahli bahwa manusia merupakan makhluk individual sekaligus sebagai makhluk social.

Hubungan dengan orang lain tidak terbatas waktu & tempat, dimana saja dapat terjadi hubungan social. Hmm… dalam hubungan social saya rasa akan terdapat adanya rasa aman atau tidak aman. Rasa aman ini akan menjadi dambaan sebagian besar seseorang dalam berhubungan social.

That’s, keberhasilan seseorang tidak semata-mata dipicu dan ditentukan oleh kepintaran otaknya saja. Faktor lain yang sangat penting ya ini, pergaulan social. Bagaimana seseorang itu bergaul dengan lingkungannya dan memberikan pengaruh-pengaruh positif terhadap orang-orang disekitarnya.

Tidak sedikit saya menemukan orang yang pandai tetapi sulit untuk bergaul, atau sebaliknya, orang yang tidak begitu pandai tetapi sangan mudah bergaul, yang berarti hubungan sosialnya sangat baik, sehingga saya berani mengatakan orang yang mudah bergaul itulah yang dapat benar-benar merasakan bahagia.   

Biasanya, yang memiliki pergaulan cukup baik seringkali memiliki masalah setelah masuk kedalam hubungan percintaan. Yang paling umum biasanya sering rebut antara waktu untuk teman, sahabat, rekan kerja atau kekasih.

Kalau saya dihadapkan pada pilihan “waktu” untuk sahabat-sahabat saya atau kekasih saya. Hampir setiap waktu saya memilih sahabat saya. Di awal sebelum saya berkomitmen dengan kekasih saya, terlebih saya akan menjelaskan kepadanya, saya akan lebih menitikberatkan waktu saya untuk sahabat-sahabat saya ketimbang untuk dia. Simple saja kalau saya ditanya ,Kenapa ?

Karena, persahabatan saya sudah terbangun kokoh jauh sebelum kekasih saya ada ! jauh sebelum saya mengenal kekasih saya, terlebih dahulu saya menghadapi banyak masalah dengan sahabat saya, melewati waktu demi waktu dalam susah maupun senang. Sampai hati saya akan menomor duakan sahabat saya hanya demi kekasih yang mungkin baru saya kenal 3-4 bulan lalu ? rasakan persahabatan anda dengan teman-teman anda, rasakan yang benar-benar bahwa beruntungnya anda memiliki sahabat seperti mereka yang sampai sejauh ini tetap setia menemani anda.

Karena, persahabatan saya, saya yakinkan lebih kekal dari pada relationship saya ! ibarat cinta seperti bola kaca, indah… tapi kalau jatuh langsung pecah. Sementara sahabat ? ibaratkan seperti bola tenis, biar jatuh, kotor lapuk.. tetap bisa memantul tinggi. Saat bermasalah dengan kekasih ? hanya sahabat yang dapat  diandalkan, hanya sahabat yang menjadi sandaran.

Karena, persahabatan saya lebih objektif dari pada kekasih saya ! inti dari objektif disini >> bersama sahabat, saya cenderung lebih dapat menjadi diri sendiri.

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aku Menyayangkan, Sayangnya...

sayangnya, aku bukan tipikal wanita yang berjuang lebih keras dari umumnya hanya untuk laki-laki sepertimu. sayangnya, aku lebih memilih tidak lagi peduli daripada harus memaafkanmu berulang untuk kesalahan yang selalu sama.  sayangnya, aku lebih membutuhkan laki-laki yang penuh pengertian lebih ketimbang laki-laki yang penuh tuntutan. sayangnya, aku lebih menghargai laki-laki yang mau diajak susah ketimbang laki-laki yang maunya enak saja. sayangnya, aku bukan wanita yang membiarkan laki-lakiku mengencani wanita lain. sayangnya, aku wanita yang tidak bisa tinggal diam ketika aku dikecewakan, bahkan aku bisa membalasnya jauh lebih menyakitkan. sayangnya, aku wanita yang lebih memilih untuk mengakhiri daripada menjalani hanya dengan kesakitan. sayangnya, aku wanita yang susah memberi kalau kepercayaan sudah disia-siakan. sayangnya, aku lebih mendengarkan kata hatiku untuk meninggalkan, daripada kata-kata tanpa usahamu agar aku tetap tinggal. sayangnya, aku adalah aku, aku bukan aku yang...

Cemburu, Tidak ! Tidak !

Entahlah, ini apa ? aku tidak mau menyebut aku sedang dibakar rasa cemburu. Tidak ! tidak ! Sore yang cantik, dengan sahabat-sahabatku yang begitu menawan hari ini. Ah, rindunya beradu cerita bersama mereka. Iya, setelah berminggu-minggu terpisah karena kesibukan kita masing-masing, akhirnya dalam ketidaksengajaan sore ini kita bertemu. Peluklah paksa sore itu, menyongsong senja dengan senyuman terbaik dariku, meskipun disini… iya.. dihati dan pikiranku sedang kacau, mereka tau, mereka cukup mengerti bagaimana aku. Tidak ada yang angkat bicara, mereka tidak mencoba menanyakan “kenapa aku ?” , jelaslah mereka paham betul bagaimana aku ketika mood sudah berbalik 180 penuh, mereka menunggu aku untuk bercerita, pastinya. Tidak biasanya aku menjadi pendiam saat bersama mereka. Aneh ! ini bukan aku ! hahaha ini sore yang cantik, dipadukan dengan sahabat-sahabatku yang begitu menawan, tapi tidak bisa merubah moodku yang terlanjur berbalik arah 180 penuh. Sesekali aku memainkan rambut bagian a...

P.A.I Pertama di Semester 6

17 Februari 2014. kuliah perdana di semester 6. kali pertama dapatkan mata kuliah pendidikan agama islam. semoga menjadi semster yang berkah (syukur-syukur tidak ada mata kuliah yang tertinggal lagi seperti di semester-semester lalu yang tidak pernah 'tidak' meninggalkan satu - dua matakuliah disetiap tanggal KRS-annya). dosen baru : Bpk. Haris. (yaa, sudah ku duga dalam kelas ini aku akan bertemu dengan dosen baru. karena sejauh ini wajah-wajah dosen lama rasanya tidak ada yang pas kalau ngajar agama. wajahnya terlalu berkesenian, bukan berkeagamaan - tapi bukan berarti mereka tidak beragama loh yaa) whahaha bilangnya, Bapak haris ini pernah mendapatkan beasiswa kuliah di Sudan, dan di Al-Azhar. dan bilangnya, beliau sangat senang mengajar P.A.I (Pendidikan Agama Islam) "selain mendapat gaji dari instansi, saya juga mendapatkan pahala dari Allah." begitu sih paparnya. pertemuan pertama ini membahas tentang 'Ketuhanan'. Roh Islam ( Tauhid yang berarti keyakina...