Langsung ke konten utama

Biarkan Kita Berjalan Dalam Diam...

Aku ingin tetap seperti ini saja, menikmati hujan yang tak pernah kau suka, menghirup udara dan bau tanah yang basah. hujan adalah suatu berkah bagiku karena bisa memberikan ketenangan yang begitu hikmat. nada suaramu yang mulai meninggi pun teredam oleh suara hujan, aku mencoba tidak pedulikan mu lagi.

Kita selalu berbeda pendapat dalam segala hal.. segala hal. bertengkar untuk alasan-alasan sepele dan masalah-masalah remeh, tidak pernah mau mengalah untuk mengakhiri perdebatan. tidak bisa kah kita selalu sama dalam dua hal ? hati dan perasaan !

Berebut memilih playlist lagu untuk diputar, musik favorite kita berbeda. Melahap habis buku-buku kesukaan kita. Aku tidak pernah tertarik dengan buku-buku yang kamu baca, begitu juga sebaliknya kamu.

Namamu selalu mengingatkan ku terhadap laut yang aku selami. aku begitu menyukai hujan dan lautan.

Banyak orang menginginkan pergi ke Paris untuk melihat menara Eiffel dari dekat dengan orang-orang yang mereka cintai. atau ke gurun Canyon untuk terjun bebas dari tepiannya. untuk merasa bebas, aku menginginkan hujan turun dilautan lepas hari ini. menyelami laut yang kadang pasang dan aku harus menunggu berjam-jam sampai ombaknya kembali tenang.

Ah betapa menyenangkan bisa merasa bebas dan damai...

Hi, aku mengirim telepati untukmu...

Kita sama-sama tidak berani untuk memulai sebuah komitmen dan jatuh cinta. karena pada akhirnya segala hal yang dipaksakan akan berakhir menyakitkan.

Aku sering bercerita padamu, bahwa aku begitu nyaman dengan kesendirian dan kebebasan duniaku. tapi aku takut akan kehilangan kamu pada waktunya nanti. bagaimana mungkin orang yang menikmati kesendirian dan kebebasan hanya pada dunianya takut akan kehilangan ? 

.... Karena kamu juga yang tidak berani berbuat apa-apa, membuat aku semakin takut memulai apa-apanya lagi.

Meskipun kita berdansa dalam sebuah pesta malam bersama kilau bintang, atau tertawa diatas sofa rumah makan kesukaan kita, sambil menghabiskan makanan dan minuman yang selalu sama kita pesan, mungkin kita memang baiknya saling membenci.

ha.. ha.. kita bagai sepasang anjing dan kucing yang tidak bisa tanpa satu sama lain, tapi kita juga lebih suka berjalan sendiri-sendiri bukan ? anjing dan kucing yang tidak pernah nampak akrab.

Selanjutnya begini, biar saja kebisingan berdengung dikepalamu, atau telingamu yang keberatan untuk menerima suara tentang kamu, tentang aku, kita. 

Biarkan kita berjalan dalam diam.

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aku Menyayangkan, Sayangnya...

sayangnya, aku bukan tipikal wanita yang berjuang lebih keras dari umumnya hanya untuk laki-laki sepertimu. sayangnya, aku lebih memilih tidak lagi peduli daripada harus memaafkanmu berulang untuk kesalahan yang selalu sama.  sayangnya, aku lebih membutuhkan laki-laki yang penuh pengertian lebih ketimbang laki-laki yang penuh tuntutan. sayangnya, aku lebih menghargai laki-laki yang mau diajak susah ketimbang laki-laki yang maunya enak saja. sayangnya, aku bukan wanita yang membiarkan laki-lakiku mengencani wanita lain. sayangnya, aku wanita yang tidak bisa tinggal diam ketika aku dikecewakan, bahkan aku bisa membalasnya jauh lebih menyakitkan. sayangnya, aku wanita yang lebih memilih untuk mengakhiri daripada menjalani hanya dengan kesakitan. sayangnya, aku wanita yang susah memberi kalau kepercayaan sudah disia-siakan. sayangnya, aku lebih mendengarkan kata hatiku untuk meninggalkan, daripada kata-kata tanpa usahamu agar aku tetap tinggal. sayangnya, aku adalah aku, aku bukan aku yang...

Cemburu, Tidak ! Tidak !

Entahlah, ini apa ? aku tidak mau menyebut aku sedang dibakar rasa cemburu. Tidak ! tidak ! Sore yang cantik, dengan sahabat-sahabatku yang begitu menawan hari ini. Ah, rindunya beradu cerita bersama mereka. Iya, setelah berminggu-minggu terpisah karena kesibukan kita masing-masing, akhirnya dalam ketidaksengajaan sore ini kita bertemu. Peluklah paksa sore itu, menyongsong senja dengan senyuman terbaik dariku, meskipun disini… iya.. dihati dan pikiranku sedang kacau, mereka tau, mereka cukup mengerti bagaimana aku. Tidak ada yang angkat bicara, mereka tidak mencoba menanyakan “kenapa aku ?” , jelaslah mereka paham betul bagaimana aku ketika mood sudah berbalik 180 penuh, mereka menunggu aku untuk bercerita, pastinya. Tidak biasanya aku menjadi pendiam saat bersama mereka. Aneh ! ini bukan aku ! hahaha ini sore yang cantik, dipadukan dengan sahabat-sahabatku yang begitu menawan, tapi tidak bisa merubah moodku yang terlanjur berbalik arah 180 penuh. Sesekali aku memainkan rambut bagian a...

P.A.I Pertama di Semester 6

17 Februari 2014. kuliah perdana di semester 6. kali pertama dapatkan mata kuliah pendidikan agama islam. semoga menjadi semster yang berkah (syukur-syukur tidak ada mata kuliah yang tertinggal lagi seperti di semester-semester lalu yang tidak pernah 'tidak' meninggalkan satu - dua matakuliah disetiap tanggal KRS-annya). dosen baru : Bpk. Haris. (yaa, sudah ku duga dalam kelas ini aku akan bertemu dengan dosen baru. karena sejauh ini wajah-wajah dosen lama rasanya tidak ada yang pas kalau ngajar agama. wajahnya terlalu berkesenian, bukan berkeagamaan - tapi bukan berarti mereka tidak beragama loh yaa) whahaha bilangnya, Bapak haris ini pernah mendapatkan beasiswa kuliah di Sudan, dan di Al-Azhar. dan bilangnya, beliau sangat senang mengajar P.A.I (Pendidikan Agama Islam) "selain mendapat gaji dari instansi, saya juga mendapatkan pahala dari Allah." begitu sih paparnya. pertemuan pertama ini membahas tentang 'Ketuhanan'. Roh Islam ( Tauhid yang berarti keyakina...