aku ke atas tanpa bergegas lagi. aku melangkah santai, rasanya jantungku sudah tidak mampu diajak berjalan cepat lagi. aku melihat layar Blackberry ku, melangkah menuju ruang inap Ijun.
....
aku sudah sampai dilorong tak jauh dari ruangannya. aku berusaha mengalihkan pandanganku dari pintu itu seakan bisa menemukan jawaban atas semua kebingunganku, aku ragu.
kuhela nafasku. akhirnya aku memasuki ruangannya. aku tidak bisa menahannya tadi, dorongan itu begitu besar, untuk melihat wajahnya, mendengar suaranya, dan.. keadaannya sekarang.
aku benci firasat-firasat tak jelas ini.
... aku melihat ke ujung sebelah kanan, yang hanya dibatasi pagar besi. dari balik pagar besi itu terang matahari menyerbu masuk ke ruangan ini, menyapu wajahnya yang pucat pasi. lamunanku pecah saat ku dengar dia memanggil namaku. ia tersenyum ke arahku, aku membalasnya. aku mendekatinya, meraih tangan dan mencium punggungnya.
ku peluk dia...
meski ku tahu dia takkan bisa membalas pelukanku, lagi.. tubuhnya sudah dingin - kaku. oh, suara itu, senyum yang melengkung dibibirnya tadi... oh, dia ingin mengisyaratkan aku untuk tetap tersenyum esok nanti, setelah ini.
....
aku sudah sampai dilorong tak jauh dari ruangannya. aku berusaha mengalihkan pandanganku dari pintu itu seakan bisa menemukan jawaban atas semua kebingunganku, aku ragu.
kuhela nafasku. akhirnya aku memasuki ruangannya. aku tidak bisa menahannya tadi, dorongan itu begitu besar, untuk melihat wajahnya, mendengar suaranya, dan.. keadaannya sekarang.
aku benci firasat-firasat tak jelas ini.
... aku melihat ke ujung sebelah kanan, yang hanya dibatasi pagar besi. dari balik pagar besi itu terang matahari menyerbu masuk ke ruangan ini, menyapu wajahnya yang pucat pasi. lamunanku pecah saat ku dengar dia memanggil namaku. ia tersenyum ke arahku, aku membalasnya. aku mendekatinya, meraih tangan dan mencium punggungnya.
ku peluk dia...
meski ku tahu dia takkan bisa membalas pelukanku, lagi.. tubuhnya sudah dingin - kaku. oh, suara itu, senyum yang melengkung dibibirnya tadi... oh, dia ingin mengisyaratkan aku untuk tetap tersenyum esok nanti, setelah ini.
Komentar
Posting Komentar