Langsung ke konten utama

Gandeng Tangan

malam minggu romantis ke Pacet, bareng Ayah Ibu. ehm... semacam sudah jadi rutinitas seminggu sekali kesini sih.

.....
entah kenapa, Ibu-ku rewel banget hari ini. yang berangkat molor sejam nunggu dia dandan. yang minta mampir sini, mampir sana, beli ini, beli itu. dan.. beberapa menit kemudian sepertinya dia mulai lapar, lalu minta makan-nya harus nasi goreng. (sebentaran sudah nyampek lokasi, eh rewel lagi.)

syukur-syukur nemu penjual nasi goreng nih kan. (tapi, zonk. gak seberapa enak). mamam tuh bu ! hahaha *astaga, bella mintamaaf bu*. oke skip, inti cerita dari judul diatas itu kayak gini.

Nasi Goreng Pak Joui .....
kebetulan kita bertiga semeja dengan dua sejoli, yang nampaknya sih berstatus 'pacaran'.
eh nasi goreng datang, kita mamam dulu yaa.

"mana sih ? iyaa... iyaa...".
"jangan dihapus. kenapa sih memang ?" ewuuul, mbak ini gelandotan manja banget ke mas-nya, sambil ngubek-ngubek handphone si mas-nya gitu. (maklum, pacaran sih yaa). apa daya, kupingku reflek mendengarkan mereka. enggak bisik-bisik sih ngomongnya. ah.
"pacarmu gimana ?". bro, ini jleb. sejatinya kalian berdua apa ? aku enggak paham tapi masih tetep memperhatikan - sambil makan.
bla... bla... bla... aku tak banyak mengingat.

jika kalian menjadi aku, apa yang kalian lakukan ketika risih sama orang didepan ini ?
jika aku menjadi aku, aku sudah melakukannya tadi... berusaha berisik sendiri dengan Ayah Ibu-ku. menciptakan cerita lucu yang enggak lucu, tapi tetep bisa bikin ketawa. apa gitu ? hahaha


sampai, makan kita selesai.


Perjalanan Lanjutan, dimobil...
"... yah, anak itu tadi ku pikir pacaran.".
iya bu, iya. aku tadi juga mikirnya gitu. (hello, Ibu lagi ngobrol sama Ayah, kamu kenapa nyaut aja).
"denger enggak yang cewek tadi, nanya pacarnya gimana ke cowoknya. lah terus...? yok opo seh."
lahya, lucu yaa bu.
"enggak pacaran kok gandeng-gandengan tangan". percayalah, aku merasa tertampar.
tapi kan bu. gandengan tangan apa harus pacaran ? aku kalau nyebrang, atau pas jalan lagi rame, juga kadang gandeng sama temen yang disebelahku.
"enggak salah, tapi enggak bener juga. lah kalau yang kayak gitu tadi ? apa namanya. enggak pacaran kok gandengan. syukur-syukur kalau sama-sama enggak punya pacar.".
aduh, aku mulai mikir. 
kalau dia bisa gandeng perempuan lain yang bukan siapa-siapa (tidak dia sayang - dengan alasan apapun) dengan mudah, terus apa yaa spesialnya gandeng tangan dengan pacarnya ? yaampun. aku baru cerdas, waktu Ibu yang nampar. hahaha



Ibu rasanya ngerasa nada suaraku berubah.
"gandeng tangan itu bukan hal sederhana.".
gitu yaa bu. aku enggak tau kalau efek gandeng tangan bisa seperti itu. ( tapi kadang aku juga merasa aneh sih kalau gandeng tangan dengan laki-laki yang bukan pacarku. bukan apa-apa, enggak ada yang salah juga, tapi yaa enggak bener juga sih. bener kata Ibu)

kita enggak nemu orang ciuman didalem mobil lagi yaa bu. hahahah


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aku Menyayangkan, Sayangnya...

sayangnya, aku bukan tipikal wanita yang berjuang lebih keras dari umumnya hanya untuk laki-laki sepertimu. sayangnya, aku lebih memilih tidak lagi peduli daripada harus memaafkanmu berulang untuk kesalahan yang selalu sama.  sayangnya, aku lebih membutuhkan laki-laki yang penuh pengertian lebih ketimbang laki-laki yang penuh tuntutan. sayangnya, aku lebih menghargai laki-laki yang mau diajak susah ketimbang laki-laki yang maunya enak saja. sayangnya, aku bukan wanita yang membiarkan laki-lakiku mengencani wanita lain. sayangnya, aku wanita yang tidak bisa tinggal diam ketika aku dikecewakan, bahkan aku bisa membalasnya jauh lebih menyakitkan. sayangnya, aku wanita yang lebih memilih untuk mengakhiri daripada menjalani hanya dengan kesakitan. sayangnya, aku wanita yang susah memberi kalau kepercayaan sudah disia-siakan. sayangnya, aku lebih mendengarkan kata hatiku untuk meninggalkan, daripada kata-kata tanpa usahamu agar aku tetap tinggal. sayangnya, aku adalah aku, aku bukan aku yang...

Cemburu, Tidak ! Tidak !

Entahlah, ini apa ? aku tidak mau menyebut aku sedang dibakar rasa cemburu. Tidak ! tidak ! Sore yang cantik, dengan sahabat-sahabatku yang begitu menawan hari ini. Ah, rindunya beradu cerita bersama mereka. Iya, setelah berminggu-minggu terpisah karena kesibukan kita masing-masing, akhirnya dalam ketidaksengajaan sore ini kita bertemu. Peluklah paksa sore itu, menyongsong senja dengan senyuman terbaik dariku, meskipun disini… iya.. dihati dan pikiranku sedang kacau, mereka tau, mereka cukup mengerti bagaimana aku. Tidak ada yang angkat bicara, mereka tidak mencoba menanyakan “kenapa aku ?” , jelaslah mereka paham betul bagaimana aku ketika mood sudah berbalik 180 penuh, mereka menunggu aku untuk bercerita, pastinya. Tidak biasanya aku menjadi pendiam saat bersama mereka. Aneh ! ini bukan aku ! hahaha ini sore yang cantik, dipadukan dengan sahabat-sahabatku yang begitu menawan, tapi tidak bisa merubah moodku yang terlanjur berbalik arah 180 penuh. Sesekali aku memainkan rambut bagian a...

Romantis ? tentang cara dan kemauan pribadi..

romantis itu perkara cara atau aturan kewajiban ? harusnya saya melakukan kuisioner lebih ya, bagaimana seorang laki-laki menangkap artian romantis. jelaslah berbeda nanti dengan tangkapan saya sebagai wanita setengah aneh terhadap 'romantisme' hehehe ya, disaat saya dekat dengan beberapa jenis laki-laki. cara mereka berbeda-beda, lucu sih saya bilang. ada salah satu dari mereka yang sering kasih saya bunga. singkat cerita, saya bilang dia salah satu laki-laki yang over romantic wakakak. ya, setiap sore pulang sekolah ( kira-kira 5tahun yang lalu, sewaktu saya masih duduk dibangku SMA ), hampir seminggu berturut, saya mendapati kiriman setangkai bunga mawar merah, lengkap dengan durinya hehe, eh lengkap dengan potongan karton merah berisi tulisan, yang tidak jelas itu tulisan apa dan dari siapa. rasanya karton merah ini sebagian kecil, saya berpikir pasti ada potongan-potongan lain untuk dapat saya baca. saya putuskan membawa masuk bunga beserta potongan karton yang serba merah...