Jangan tanyakan bagaimana intensitas komunikasi kami bekerja. Kau akan sedih mengetahuinya. Persis sepertiku. Kau akan gila sendiri karena hanya bisa menerka-nerka. Tidak ada kabar ketenangan. Kau tak boleh berprasangka, tapi kerap kali yang dilakukannya, sama. Bagaimana ? Kau masih sanggup mendengarnya ? Ku katakan terlebih dahulu sebelum kau mendengarnya lebih jauh. Aku pun menjadi tak yakin, sekarang raguku mengakar lagi ! Mari ku lanjutkan. Kau akan sabar untuk terus mendengarkanku, bukan ? ..... ..... ..... ..... ..... Maaf, memang sering tiba-tiba menghilang. Sudah ku tanyakan padamu sebelumnya, kau akan sabar bukan ? Nanti juga kau akan terbiasa, sama sepertiku. Biasa saja ketika tiba-tiba semuanya menghilang. Fana. Lupakan. Jangan terus menerka-nerka. Melelahkan. Kau bukan yang ingin disampaikan.