Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2014

Gandeng Tangan

malam minggu romantis ke Pacet, bareng Ayah Ibu. ehm... semacam sudah jadi rutinitas seminggu sekali kesini sih. ..... entah kenapa, Ibu-ku rewel banget hari ini. yang berangkat molor sejam nunggu dia dandan. yang minta mampir sini, mampir sana, beli ini, beli itu. dan.. beberapa menit kemudian sepertinya dia mulai lapar, lalu minta makan-nya harus nasi goreng . (sebentaran sudah nyampek lokasi, eh rewel lagi.) syukur-syukur nemu penjual nasi goreng nih kan. (tapi, zonk. gak seberapa enak). mamam tuh bu ! hahaha *astaga, bella mintamaaf bu*. oke skip, inti cerita dari judul diatas itu kayak gini. Nasi Goreng Pak Joui ..... kebetulan kita bertiga semeja dengan dua sejoli, yang nampaknya sih berstatus 'pacaran'. eh nasi goreng datang, kita mamam dulu yaa. "mana sih ? iyaa... iyaa...". "jangan dihapus. kenapa sih memang ?" ewuuul, mbak ini gelandotan manja banget ke mas-nya, sambil ngubek-ngubek handphone si mas-nya gitu. (maklum, pacar

Rasa Paketan BBM

masa iya pacar baru mantan aku, perihal hubungan aku dengan dia dulu, yang yaa.. memang cuma sebulan itu dibuat lelucon disocial media bareng temen-temennya.  "aduh, itu pacaran cuma sebulan kayak paketan BBM aja." bla.. bla.. bla.. well, menggelitik yaa gaes. sejatinya perempuan itu enggak bener-bener tau quality-nya hubungan aku dengan pacarnya itu (meski cuma sebulan pacaran, limabelas tahun bersahabat yang alhamdulillah sampai sekarang). 

Makhluk Cuek Setengah Hati, Ibu !

jika kau adalah anak pertama perempuan, sudah beranjak dewasa. apa Ibu-mu pernah menanyakan padamu tentang siapa pasanganmu sekarang ?  kalau Ibu-mu menanyakan padamu, syukurlah. dia perhatian. kalau Ibu-mu tidak menanyakan padamu, jangan dulu berpikiran bahwa dia tidak perhatian. mungkin dia melewati jalur lain untuk memperhatikanmu ( secara tak langsung).  ..... jadi hari itu sahabat terdekatku kerumah. kita sedang berencana jalan-jalan sih, hanya saja... aku bangun terlambat. jadi dia harus menungguiku mandi - dandan - dan segala macam keribetanku. ku biarkan dia ngobrol dengan Ibu diruang tengah.  selang beberapa menit aku keluar dari kamar mandi dan masuk kamar dan berganti baju. aku tak sengaja mendengar pertanyaan dari Ibu untuk sahabatku, menggelitik hati sekali. apa mereka lupa, jarak ruang tengah dan kamarku ini begitu dekat ? hahahaa "Ris, pacarnya Bella sekarang siapa ?" << pertanyaan seperti ini tak pernah ditanyakan padaku. kenapa Ibu be

Yang Tak Akan Kau Bawa Kemana-mana

aku rebahkan badanku. menahan buliran-buliran yang siap meluncur dari pelupuk mataku. "sudahlah, aku akan melangkah, meski sendirian, sayang. aku tak bisa dengan hubungan yang hanya diam begini saja. " haha, buliran apa ini. aku ingin menertawakan diriku sendiri yang sudah berpuluh kali mengatakan demikian, tapi selalu gagal. yaa, kau selalu membuatnya gagal, sayang.  entah apa yang membuatku selalu bertahan. apa kau memang sosok yang patut ku pertahankan ? dari sisi mana, bisa kau coba tunjukkan padaku, sayang ? jika saja logikaku lebih bisa berjalan dengan semestinya, tapi kenyataannya logikaku selalu terkalahkan rasa yang terus menggelayut. seolah begitu berarti, batin yang berjanji untuk selalu menanti... hubungan yang hanya diam begini saja. hubungan yang tak akan kau bawa kemana-mana. jalan saja ditempat.  apa aku tak ingin bergerak - melangkah lebih jauh, sayang ? 

Makhluk Cuek Setengah Matang, Ayah !

sabtu malam kemarin aku jalan-jalan dengan salah teman laki-lakiku, nonton wayang kulit sampai larut ( pura-pura paham aja sih sama apa yang diomongin dalang ) - makan malam ( apa masih disebut makan malam ketika jam makannya lewat pukul 12 malam ? ) - berniat pulang tapi gagal ( ditengah perjalanan dipulangkannya aku, kita ketemu perompak yang bikin jam pulangku makin larut. eh enggak enggak, kita cuma ketemu segerombol muda-mudi yang ternyata itu bukan perompak . haha kecelakaan men kecelakaan. mobil kita distop. mereka minta anter temennya yang kecelakaan itu ke rumahsakit. okelah, aku sama mas memang baik. hihiihi. dimasukin lah si korban, lalu kita antar ke rumah sakit terdekat. selebihnya aku tidak tahu keadaannya, kita doakan saja semoga si korban selamat. - akhirnya pulang. ..... hampir setengah dua pagi. ada aja hambatan lagi ( seperti biasa, eyel-eyelan. siapa yang terlebih dahulu pergi masuk kerumah dan siapa yang pergi menjauhi rumah ). aku harus menunggu beberapa me

Segunung Harapan ( Sakit dan Takut )

tentang dia, bukan apa-apa darinya yang membuatku sakit. tapi harapan-harapan yang selalu ku bangun sendiri dengan indah dan megah yang menyakitiku sejauh ini. yaa, sejauh kau tak pernah tahu perasaanku.. harapan-harapanku menggunung tentangmu. tentang dia, bukan apa-apa darinya yang membuatku takut. tapi harapan-harapan yang selalu ku bangun sendiri dengan indah dan megah yang menakutiku sejauh ini. yaa, jangan sampai kau katakan "sayang aku", tepat pada saat aku harus meninggalkanmu karena aku sudah tak mampu lagi mendaki harapan-harapan yang menggunung ini. harapan-harapan yang hanya membuatku sakit dan takut lagi.

Waktu diantara Hening dan Bising

... waktu selalu tak mendukung untuk menjadikan satu aku dan kamu diantara hening namun bising.

Gara-Gara Pecel Lele Lela

OH DAMN, INI SEMUA GARA-GARA PECEL LELE LELA !!! ..... ceritanya tadi siang aku kelaparan dikantor, dibarengi dengan perasaan pengen makan salmonroll. ku ubek-ubeklah website yang memuat 'gambar-gambar' sushi. (oh no, pulang kantor masih 3jam lagi, kemudian elus-elus perut).  kalian tau hal yang paling memalukan itu apa ? seperti gini contohnya, pas ruangan kerja lagi hening, kemudin perut kalian bolak-balik bunyi keras banget. yaampun ! ..... ternyata gak asik, ubek-ubek website doang tanpa ada makanannya beneran. gak asik ! jeng.. jeng.. lalu tiba-tiba perutku memberi kode kepada otakku untuk memikirkan Pecel Lele, Pecel Lele Lela yang katanya cetar membahana itu. dan.. aku belum pernah nyoba gaes.  gantilah aku ubek-ubek website Pecel Lele Lela, berniat mencari alamatnya dimana.  yeah, dapat gaes ! di Surabaya ternyata cuma ada satu, dan.. aku enggak tau dimana lokasinya itu.  kalian tau ? ternyata google map tidak dapat membantu sedi

Terbalut Diam

bagaimana bisa aku menulis ini tanpa kau ? bahkan aku sama sepertimu. hanya bisa menatap sosok dia dari punggungnya saja. tak lebih dari tigapuluh detik. sakit. hahaha kita sama, terbalut dalam kata 'diam'. sama-sama membuat rangkaian indah tentangnya, seakan ya benar, dia adalah inspirasi terbesar yang kita miliki. sampai penaku saja tak pernah lupa mengukir namanya.

Ketidakmungkinan, Darimu.

darimu aku belajar sikap berani menentang ketidakmungkinan (antara kita). belajar dengan keras hanya bisa dilakukan oleh seorang yang bukan penakut kan ? ku harap kau tetap berjuang denganku dan tidak tiba-tiba menjadi seorang pengecut. ku harap kita tetap sama-sama mencipta dan mencoba. tetap naik ke atas panggung bersama... walau nantinya kita akan dipermalukan. jatuh... bangun... jatuh... dan ku harap kita tetap bangun lagi !!!

Bukan...

bukan perkara sejak kapan, pun bukan perkara berapa lama kita. bukan yang selalu menjemput atau mengantarkan, pun bukan yang suka datang tiba-tiba membawa kejutan. bukan tentang siapa-siapa yang lebih cinta, pun bukan tentang siapa-siapa yang tidak selalu ada. bukan...

Pengganti Hujan adalah Hujan

"sudah tidak lagi penting. aku sudah menemukan penggantinya. aku sudah menemukan kembali sumber kehidupanku ! sekarang aku harus pergi menemuinya. aku tak ingin melepaskannya." "dan kau ingat, seberapa terpuruknya aku begitu mengetahui hujan tak lagi peduli ?" senyuman yang tadi melebar sekarang menyusut, menjadi torehan kecewa. tapi kemudian ku geleng-gelengkan kepala, dan senyum ku kembalikan merekah. "kau tahu kan seberapa besar aku bergantung pada hujan ? seluruh jiwaku adalah miliknya." "hujan ! aku sudah menemukan pengganti hujan !" teriakku lagi dengan mata yang bisa kau lihat... mata yang berbinar.

Juli Agustus

kau harus siap, Juli. kau akan habis. aku, sementara menggantungkan setiap kisahku padamu, yang tak banyak orang tahu. ku ambil beserta 'kisah' yang nampaknya akan-pun harus berakhir untuk menyapa Agustus. untuk ini, aku tidak suka, sebegitu singkat kau Juli. untuk itu, aku juga tak suka, sebegitu lama kau Juli. aku sedih, tapi kangen. (aku sedih Juli ini berakhir, tapi aku kangen menyapa Agustus). kau hebat, Juli. kau jauh lebih hebat dariku. singkat kau menyapa lalu pergi, tapi kau mampu mengisi penuh kotak inspirasiku tiada henti.