Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2019

Bapak-ku Yang Kaku Tapi Lucu

Kepalaku yang sebeku es ini sebenarnya bisa dicairkan "kalau hatiku dia buat terus hangat", Pak Sudah hampir satu bulan ini, aku jarang pulang kerumah ketika Bapak-ku masih terjaga. Entahlah, rasanya aku seperti burung yang baru saja lepas dari sangkar, ingin terbang kemana saja yang ku mau tanpa batas waktu.  Dua hari yang lalu, gelagat Bapak-ku memang berbeda. Aku pergi barang sebentar menemui sahabatku sudah ditanyanya bak seorang jaksa - yang mempunyai banyak tuduhan untuk disampaikan. Perasaanku tidak enak.  Hari ini, aku pulang kerumah tepat pukul sembilan malam. Sudah berjarak hanya 5km dari rumah, Bapak-ku mengirimkan pesan whatsapp "Kalau pulang, beli makan dulu. Nasinya habis." (Padahal setiap aku pulang malam, aku selalu sudah makan diluar. Pulang dengan kenyang, tapi tidak jarang juga aku makan lagi karena ada makanan dirumah). Aku berhasil pulang kerumah ketika Bapak-ku masih terjaga. Perasaanku yang tidak enak kemarin masih sama ket

Harapan Bapak Ibu Kepada Rasendrya

Bapak Ibu-Mu tidak tahu, kau selalu "bercinta" dengannya disepanjang malam. tetap rahasiakan, agar kau leluasa dan tetap aman. Bapak Ibu-Mu tidak tahu, tidak tahu, tidak tahu dan tidak kau beri tahu. Bapak Ibu-Mu tidak tahu, tidak akan bisa menyelaminya. hanya menempati sudut pandang dimana "kubangan" itu berada. Bapak Ibu-Mu hanya akan tahu, apa yang diceritakan anaknya. benar pun salah - jujur pun dusta, tak ada bedanya. hanya satu pandangnya. Rasendrya. Harapan kepada Rasendrya, tidak sesuai namanya. kalian bisa membacanya nanti menuju tahun ke-5. doakan saja datang tepat waktunya. tidak terlambat barang satu detik saja agar Rasendrya selamat. 202

Warung Nasi Goreng Kami

Dia melukai dirinya sendiri. Tak terpalak, ketika bukti-bukti yang membenarkan dia "mencurangi" memang benar begitu adanya. Percuma, darah yang tercucur begitu banyak itu tak mampu membayar "kecurangannya". Dan n yeri-nyeri pada tulang yang kau buat sendiri tadi, jadi tak terasa, meski dokter harus menjahitnya dan tak mmberi bius apa-apa.  Bius dalam dirimu jauh lebih bekerja, yaitu hati yang tak bisa kau jaga - dari tumpukan pedih yang sudah sudah. Mari kita bicakan dari awal tentang hari ini tadi. .... Bahkan sebelum tadi itu, kami masih makan nasi goreng yang biasanya bagi kami "sangat enak.", tapi entah, hari ini, sore tadi... nasi gorengku terasa hambar, entah dilidahnya... bisa saja sama, meski seperti kebiasaan kami meminta untuk menambahkan garam lebih. bukan, bukan kebiasaan kami. itu kebiasaanku yang suka menambahkan garam lebih pada makanan, yang akhirnya membuat dia terbiasa memesan makanan yang ditambahkan garam juga. kita memang tidak pe