Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2019

Di Dekap Erat Rasa Yang Teramat

sejenak, diam dalam hening untuk mengamati apa yang terjadi. salahku sendiri, memiliki rasa ingin tahu berlebih. kemudian, aku berusaha menerima saja. bukan mengubah apa yang telah terjadi. tentu bagiku tak akan mungkin. ku paksa membuat hati dan kepala menjadi lembut, agar aku tetap dapat berbicara dengannya tanpa nada penuh marah, melainkan dengan cara sebaik mungkin untuk mengungkapkan perasaanku, pun kita. maaf, aku sedang di dekap erat rasa cemburu yang teramat, Mas.

Berlebihan Mengaitkan

Aku suka terkait, apalagi perihal kamu. Aku pun suka terikat, apalagi itu denganmu. Tapi semakin kita saling mengaitkan, kenapa semakin kita tak berperasaan ? Apa sekarang kita pantas disebut terlalu berlebihan, Mas ?

Jangan Tidur Subuh Lagi !

Kamu tak lagi bisa membuat bantal tidurku nyeyak, Mas. Perintahmu setiap hari, selalu : jangan tidur subuh lagi. nyatanya juga selalu kau yang membuatnya terjaga setiap kali. Aku kadang bingung sendiri. Kau yang memerintah tapi lupa memakai norma.

Ricuh !

Jika nyaman adalah jebakan. Aku telah resmi sepenuhnya terjebak olehmu sekarang, Mas. Aku sama sekali tak membekali diri dengan rasa kagum dan cinta seperti kau membekali diri dengan "semuanya" itu - dalam waktu yang tak sebentar juga penantian yang amat sabar. Tapi memang nyaman benar-benar menjebakku, kemudian menjadi berhasil mencintaimu begitu.. ricuh !

Kuasa - Terserap

Tanyakan pada dirimu sendiri terlebih dahulu ! Satu dua kali mungkin diluar sadarmu. Tapi setelah diperingati dan hanya menjadi angin lalu ? Harus ku apakan otakmu itu ? Berhentilah menyakiti dirimu sendiri dengan berandai-andai yang tak pasti. Kau boleh tak kuasa, tapi jangan sampai terserap !

Intensitas Komunikasi Kami Bekerja

Jangan tanyakan bagaimana intensitas komunikasi kami bekerja. Kau akan sedih mengetahuinya. Persis sepertiku. Kau akan gila sendiri karena hanya bisa menerka-nerka. Tidak ada kabar ketenangan. Kau tak boleh berprasangka, tapi kerap kali yang dilakukannya, sama. Bagaimana ? Kau masih sanggup mendengarnya ? Ku katakan terlebih dahulu sebelum kau mendengarnya lebih jauh. Aku pun menjadi tak yakin, sekarang raguku mengakar lagi ! Mari ku lanjutkan. Kau akan sabar untuk terus mendengarkanku, bukan ? ..... ..... ..... ..... ..... Maaf, memang sering tiba-tiba menghilang. Sudah ku tanyakan padamu sebelumnya, kau akan sabar bukan ? Nanti juga kau akan terbiasa, sama sepertiku. Biasa saja ketika tiba-tiba semuanya menghilang. Fana. Lupakan. Jangan terus menerka-nerka. Melelahkan. Kau bukan yang ingin disampaikan.

Debar - Tenang

Jika hatimu masih terasa berdebar dan paru-parumu masih penuh sesak hingga sekarang, tak usah di paksakan, Mas. Cinta belum kembali padamu, karena cinta adalah juga perihal "terasa tenang dan nyaman".

Kabar Ketenangan

Padahal - ketenangan mudah menyebar dan menghentikan debar hanya dari sebuah kabar, Mas. Oleh karenanya aku tidak akan malas untuk memberitahu dan bertanya bagaimanapun lemahnya kondisi organ tubuh, hati, paru-paru dan pikiranku, karena aku tidak ingin kau juga merasakan debar menyebar yang sama pada organ tubuhmu. Aku ingin kau selalu dalam ketenangan !

Jika Saja Tenang

Tenang tak akan bisa ku buat-buat, kalau nyatanya hatiku masih saja gelisah dan paru-paruku masih saja penuh sesak, Mas. Aku yakin, sama halnya denganmu, yang tak akan bisa kau buat-buat, kalau nyatanya kau sedang tidak menyukaiku, Mas.

Berteman Baik Dengan-Nya

Semalaman aku berbincang dengan teman imaji, gundah hati. memecahkan dan memahami esensi-esensi yang kami pikirkan dari tadi pagi. Dan setelah aku membaca lagi pernyataanku bahwa "aku akan menikmatinya saja" - aku memahami jauh dalam diriku yang tak bisa ku ingkari adalah "aku berteman baik" dengan-"Nya". Teman imajiku mengenal betul siapa "Nya" ! Namun, Nya bagi manusia tetaplah disebut "musuh" juga.

Meski Masalah Adalah Teman, Mas !

Jangan sampai aku menjadi bosan karena masalah-masalah sepele yang terus-terusan kau buat, Mas ! Meski "masalah adalah teman", bukan berarti aku harus terus berbaik hati jika tidak pernah dihargai.

Kau Ini Sungguh !!!

Mas, bagaimana mengungkapkan padamu bahwa aku benar-benar bersyukur karena Tuhan semesta telah mempertemukan kita dengan waktu yang tak terduga ? dan bagaimana aku bisa mengatakan jika aku tidak bahagia bersamamu ? cinta selalu kau buat terus tumbuh setiap waktu. Ah, kau ini sungguh !!!

Biarkan Melenggang ?

Aku ragu kau mengatakan begitu bukan tentangku melainkan cerminan tentangmu sendiri, Mas. Mana bisa aku berbohong untukmu ? Mana bisa aku sembunyikan kamu ? Hanya untuk mendapatkan perhatian dan keuntungan dari laki-laki yang belum ku kenal dengan benar, atau hanya untuk membuat laki-laki tetap bisa menggodaiku dengan lenggang ! Padahal aku tak pernah segan mengajakmu "melihat-lihat dari rumah ke rumah" - untuk bisa menjadi pagar yang kokoh dan kuat agar tak sembarang orang bisa seenaknya melenggang.

Semesta dan Hati Yang Tak Pernah Ku Duga

Memang dasar, semesta sungguh aneh ! Kamu bukan orang yang sering ku sebut-sebut dalam kisah yang ku rajut. Kamu sungguh orang yang tak pernah ku duga dan tak pernah ku pikirkan sebelumnya. sama sekali ! Kami berjumpa hanya 3 kali, ke 2 kali-nya pun tanpa kami sengaja, berpapasan di basement tanpa ada getar apa-apa. Pun tanpa ada kontak intens setiap harinya setelah jumpa pertama di cafe dejavu yang sekarang sudah berpindah. Kalian ingin tahu ? itu mungkin berada di tahun 2011 lalu. Kali ke 3 kita berjumpa hanya karena obrolan lewat direct message instagram ingin membunuh sisa waktu libur hari raya 2019. Semesta sungguh sedang tak bisa kami terka apa rencananya ! Kamu hanya orang yang benar-benar tak ku duga untuk bisa membuatku... lagi jatuh cinta, Mas !

Memulai Perjalanan

Sehari lagi bersamamu. Mau kemana kita ? Aku sudah bertemu dengan nyaman. Kalau kamu sudah suka jangan lupa bilang. Kalau kamu juga sudah bertemu dengan nyaman, mari kita lanjutkan"perjalanan", Mas ! Bojonegoro, 6 Juni 2019

Bapak-ku Yang Kaku Tapi Lucu

Kepalaku yang sebeku es ini sebenarnya bisa dicairkan "kalau hatiku dia buat terus hangat", Pak Sudah hampir satu bulan ini, aku jarang pulang kerumah ketika Bapak-ku masih terjaga. Entahlah, rasanya aku seperti burung yang baru saja lepas dari sangkar, ingin terbang kemana saja yang ku mau tanpa batas waktu.  Dua hari yang lalu, gelagat Bapak-ku memang berbeda. Aku pergi barang sebentar menemui sahabatku sudah ditanyanya bak seorang jaksa - yang mempunyai banyak tuduhan untuk disampaikan. Perasaanku tidak enak.  Hari ini, aku pulang kerumah tepat pukul sembilan malam. Sudah berjarak hanya 5km dari rumah, Bapak-ku mengirimkan pesan whatsapp "Kalau pulang, beli makan dulu. Nasinya habis." (Padahal setiap aku pulang malam, aku selalu sudah makan diluar. Pulang dengan kenyang, tapi tidak jarang juga aku makan lagi karena ada makanan dirumah). Aku berhasil pulang kerumah ketika Bapak-ku masih terjaga. Perasaanku yang tidak enak kemarin masih sama ket

Harapan Bapak Ibu Kepada Rasendrya

Bapak Ibu-Mu tidak tahu, kau selalu "bercinta" dengannya disepanjang malam. tetap rahasiakan, agar kau leluasa dan tetap aman. Bapak Ibu-Mu tidak tahu, tidak tahu, tidak tahu dan tidak kau beri tahu. Bapak Ibu-Mu tidak tahu, tidak akan bisa menyelaminya. hanya menempati sudut pandang dimana "kubangan" itu berada. Bapak Ibu-Mu hanya akan tahu, apa yang diceritakan anaknya. benar pun salah - jujur pun dusta, tak ada bedanya. hanya satu pandangnya. Rasendrya. Harapan kepada Rasendrya, tidak sesuai namanya. kalian bisa membacanya nanti menuju tahun ke-5. doakan saja datang tepat waktunya. tidak terlambat barang satu detik saja agar Rasendrya selamat. 202

Warung Nasi Goreng Kami

Dia melukai dirinya sendiri. Tak terpalak, ketika bukti-bukti yang membenarkan dia "mencurangi" memang benar begitu adanya. Percuma, darah yang tercucur begitu banyak itu tak mampu membayar "kecurangannya". Dan n yeri-nyeri pada tulang yang kau buat sendiri tadi, jadi tak terasa, meski dokter harus menjahitnya dan tak mmberi bius apa-apa.  Bius dalam dirimu jauh lebih bekerja, yaitu hati yang tak bisa kau jaga - dari tumpukan pedih yang sudah sudah. Mari kita bicakan dari awal tentang hari ini tadi. .... Bahkan sebelum tadi itu, kami masih makan nasi goreng yang biasanya bagi kami "sangat enak.", tapi entah, hari ini, sore tadi... nasi gorengku terasa hambar, entah dilidahnya... bisa saja sama, meski seperti kebiasaan kami meminta untuk menambahkan garam lebih. bukan, bukan kebiasaan kami. itu kebiasaanku yang suka menambahkan garam lebih pada makanan, yang akhirnya membuat dia terbiasa memesan makanan yang ditambahkan garam juga. kita memang tidak pe