tentang alasan dari sebuah pilihan... dimana tidak sedikit suarapun terdengar selain rintik hujan. masih tetap aku berada pada titik hampa... dan kemunafikan. seperti tanah yang ditikam ratusan bahkan ribuan rintik hujan, perasaanku berdarah, mengering, meninggalkan luka yang begitu mendalam dan kebohonganku yang belum juga terselesaikan.
kejujuran yang akhirnya menyeret diriku sendiri ke ujung pisau paling tajam... api juga tak kunjung padam, sementara kemunafikan menarikku kepada memori-memori lama yang masih rapi ku simpan.
aku harus melepaskan... aku harus segera menuntaskan apa dibalik tirai itu.
seperti aku terpanggang oleh waktu... tertutup oleh debu. saat aku tertampar banyak kesempatan... dimana aku bisa kembali tersadar ?
ribuan kali aku membuatmu mengerutkan dahi, terdiam bersama diantara hujan, kamu selalu menyadarkan tentang betapa hikmatnya saat turun hujan.
aku meleleh dari tubuhku yang kaku mengikutimu berjalan, dingin karena terguyur hujan, membalas peluk tubuhmu yang kokoh menopang tubuh mungilku.
tidak satupun celah yang aku biarkan kosong, aku terus menerobos dengan fantasy ku. tak ingatkan kita berada ditengah hamparan luas satu arah didepan gedung tinggi, sangat tinggi... ranting pohon nampak bergerak cantik tertiup angin kecil usai hujan, lampu-lampu jalan kuning sedikit lebih tinggi dari pohon, sedikit memberikan kesan romantic dimalam hari. fantasy ku, hamparan ini milik kita... berdua.
... hujan,
berkali-kali hujan membuat kita menunggu, kesekian kalinya kita meragu, saling mengejar... mempertahankan... tapi tak tau dimana titik akhirnya.
berkali-kali hujan membuat kita "kembali" berlari bersama lagi...
aku kalah... mempertahankan diriku untuk terus sendiri. kamu kalah... mempertahankan dirimu untuk terus sendiri.
"kamu menang... merajai aku tanpa aku mengerti apa arti hujan yang kita miliki... sampai saat ini"
https://soundcloud.com/arifanda-bp/hujan-tersembunyi-sebuah-nama
Komentar
Posting Komentar