Langsung ke konten utama

Cemburu, Tidak ! Tidak !

Entahlah, ini apa ? aku tidak mau menyebut aku sedang dibakar rasa cemburu. Tidak ! tidak !

Sore yang cantik, dengan sahabat-sahabatku yang begitu menawan hari ini. Ah, rindunya beradu cerita bersama mereka. Iya, setelah berminggu-minggu terpisah karena kesibukan kita masing-masing, akhirnya dalam ketidaksengajaan sore ini kita bertemu. Peluklah paksa sore itu, menyongsong senja dengan senyuman terbaik dariku, meskipun disini… iya.. dihati dan pikiranku sedang kacau, mereka tau, mereka cukup mengerti bagaimana aku.

Tidak ada yang angkat bicara, mereka tidak mencoba menanyakan “kenapa aku ?” , jelaslah mereka paham betul bagaimana aku ketika mood sudah berbalik 180 penuh, mereka menunggu aku untuk bercerita, pastinya.

Tidak biasanya aku menjadi pendiam saat bersama mereka. Aneh ! ini bukan aku ! hahaha ini sore yang cantik, dipadukan dengan sahabat-sahabatku yang begitu menawan, tapi tidak bisa merubah moodku yang terlanjur berbalik arah 180 penuh. Sesekali aku memainkan rambut bagian atas, yap… tampak gelisah !

Dari kerumunan tawa hangat yang lain, “kenapa ?” sentaknya tiba-tiba, dia sahabat terdekat, paling dekat denganku.

“gak kenapa !” sahutku masih jutek

“Oh !”

Sebel ! sudah jelas aku butuh diperhatiin, masih ikut jutekin. Repot musuh orang “moody” , susah dipahami. Maunya dimengerti tapi gak mau ngerti. Akhirnya aku benar-benar tidak kuat, ingin menumpahkan pada orang yang tepat, iya.. ini dia tempat sampah pribadiku, sahabat terdekat, paling dekat hahaha risa namanya. Sebelum aku angkat bicara, aku membawanya sedikit jauh dari kerumunan tawa hangat yang lain. Intinya, ini serius ! eh, darius aja deh lebih cakep :p

Bla… bla… bla… panjang lebar aku bercerita.

Terpingkal-pingkal dia menertawakan aku “akhirnya, jealous juga ! bisa ngerasain ? sekarang lebih peka ya cud ?” oh iya, dari kerumunan ini, sejak SMP aku mendapat panggilan khusus ‘cud’ , entahlah itu nama dari mana asalnya, tapi aku senang sekali dengan panggilan akrab itu.

Aku tau risa tidak bisa berkomentar apa-apa untuk ini, mungkin setengah kaget, sekalinya ini dia mendapati ceritaku, yay.. yay.. cerita aku mendapati cemburu !

Sedikit banyak tentang aku, kesenanganku, keluargaku, teman-teman kampusku, pacarku, mantanku, bahkan mantan selingkuhanku pun, risa tau ! jelas dia lebih tau banyak dari pada pacar baruku ini. Arrgh… pacar baru yang bisa bikin aku rasain jealous. Ya tuhan.. sakit.

Aku berbicara tentang perempuan ini, aku sangat mengenalnya, dekat. Begitu juga risa, sesekali aku membawa mereka dalam waktu yang bersamaan, walau hanya sekedar makan.

Aku berbicara tentang perempuan ini, cantik, lucu, seringkali membantu menyelesaikan tugas kuliahku, tapi perempuan ini ribet, iya… sifat ke’perempuan’nya contras dengan aku yang begini ini.

Aku berbicara tentang perempuan ini, aku mengenal benar mantan kekasihnya yang sampai detik ini masih dia cintai.

Aku berbicara tentang perempuan ini, mengajarkan aku tidak mempermasalahkan perbedaan agama ataupun perbedaan ras.

Aku berbicara tentang perempuan ini, yang seringkali bikin sebel, kesel, mangkel !

Aku berbicara tentang perempuan ini, aku cocok, sedikit tidak cocok !!! kita berteman baik !!! kita saling sayang, sahabatku !!!

Hingga akhirnya kita bertemu rasa lain dari sayang…

Yap, semenjak terakhir kali aku bercerita tentang perempuan ini pada risa, perempuan yang berhasil mengembalikan hatiku yang seperti binatang ini. Berteriaklah aku, aku kembali normal !

“sayang, nanti sore makan bareng yuk” , aku menerima pesan singkat dari pacarku. Segera aku mengiyakan, dan pamit dari teman-temanku.

Perempuan ini, “kemana bell ?” sudah firasat dia bakal ikutin ekorku. “makan sama pacar” sahutku sih singkat, dengan wajah sedikit sinis, berharap dia ngerti dan sadar diri, yakali aku juga butuh waktu berdua dengan pacar, tidak bertiga seperti ini. Ya.. taulah maksudku bertiga seperti ini bagaimana, ini bukan sekalinya dia minta makan bareng aku dan pacarku. Oh… bukan hanya waktuku makan bareng pacar yang disita, tapi waktuku jalan sama pacar ke mall pun ikut kesita, kesita dengan orang ketiga, perempuan ini maksudku. Kemananya kita, ekorku selalu dibuntuti perempuan ini.

Hari libur…

Sengaja kita, aku, perempuan ini, dan teman-temanku yang lain meluangkan seharian ini, untuk sekedar makan, jalan-jalan, hunting buku, dan hunting… baju jelasnya. Jumlah kita berenam, terhitung dengan aku.

Disela-sela kita lagi asik makan, “bell, setelah makan antar aku cari kado buat pacarku ya ?” …. “kalian tunggu sini, aku sama bella Cuma sebentar kok”

“oke, aku antar, tapi ini pacarku sudah nunggu aku dibawah. Bagaimana ? aku sama pacar gak kenapa ?”

“aku ikut !” sahut perempuan itu dengan cepat, memotong pembicaraanku dengan putri.

“aku butuh bella, buat bantu pilih baju aja. Kita gak akan lama kok ! kalian tunggu sini aja”. Aku belum merasakan ada hal yang aneh disini, aku berpikir mungkin putri memang benar-benar ingin belanja dengan aku, sampai dia tidak mengajak teman yang lain.

“udah gak kenapa, ikut aja ! pacarku sudah dibawah. Atau put, kamu sama ‘perempuan ini’ aja cari bajunya ?” sahutku gelisah, karena pacar sudah nunggu aku lumayan lama dibawah.

“aku maunya sama kamu aja bell. Atau kamu sama aku, pacarmu sama ‘perempuan ini’ ?” tawa gelitik putri bikin gergetan, hahahaha

“aku sama pacar bella ? terus aku semobil dengan pacarmu gitu bell ?” entahlah, ada hati yang sakit ketika mendengar celotehan perempuan ini, tawanya sumringah, girang, tidak ada rasa bersalah atau sungkan sedikitpun terhadap aku. Perempuan ini terlalu menganggap ucapan putri serius, padahal aku tau, putri bercanda. Dan rasanya putri juga tau, itu tidak mungkin. Jelas-jelas disini aku masih bisa dengan pacarku, dan putri dengan ‘perempuan ini’ . dimana sih letak pemikirannya, cantik tapi dangkal, bodoh, logika dong seharusnya ! hahaha

Melihat perempuan ini tertawa sumringah, girang, tidak ada rasa bersalah atau sungkan sedikitpun terhadap aku, spontan aku menutupi raut mukaku yang tiba-tiba berubah 180 badmood dengan tawa sesumringah perempuan ini. Astaga.. aku berbohong kalau aku tidak mengakui aku cemburu. Hatiku sakit, tapi biarlah… senyumku tetap lepas untuk mereka.

Oke… slow down, bella ! sabar. Perempuan ini teman baikmu.

Lalu…

Bagaimana dengan hatiku yang mulai merasakan sakit karena cemburu ini ? tidak biasanya, entah aku harus senang karena bisa merasakan kenormalan dalam sebuah hubungan adanya kecemburuan atau sedih karena hatiku menghitam, sakit yang teramat ! aku tidak terbiasa dengan hal yang seperti ini, aku tidak cemburu sebelumnya.

Ada apa dengan laki-laki ini, dia pacarku, kenapa dia bisa membuat aku begitu cemburu ? tidak dengan pacarku yang sebelumnya.

Ada apa dengan perempuan ini, temanku, kenapa dia bisa membuat aku begitu sakit ? tidak dengan dugaanku, bahwa dia baik.

Kesempatan lain, siang ini aku menghabiskan waktu ketoko buku seusai ujian bersama putri. Ya.. setibanya disana, sudah bisa ditebak, putri akan lari ke rak buku masakan, dan aku… ke rak buku jurnalistik / psikolog, mata tidak mengarahkanku pada rak buku desain, yang seharusnya itu cocok dan menjadi bekal diperkuliahanku, yaa… desain komunikasi visual.

Hampir satu jam, aku dan putri mengitari toko buku ini. Sesekali memang kita saling menghampiri, hanya sekedar meminta pendapat buku mana yang bagus. Ini.. itu.. atau yang ini.. yang itu.. dan bla.. bla.. setelah mendapatkan beberapa buku, aku terlebih dahulu mengantre dikasir, nampaknya putri masih asik dengan buku-buku masakan disana. Hehehe oh iya, putri ini jago masak, berbanding terbalik dengan aku yang sama sekali tidak suka apalagi jago masak memasak. Seringkali aku dengar dia sengaja membuat brownis untuk pacarnya, surprise harian dia bilang. (argh, pacarku sabar ya ? nanti sewaktu-waktu entah kapan barangkali aku sudah bisa bikin brownis, surprise deh buat kamu. Halah ) :D

Ah.. sudah. Mari kita beralih kecerita yang selanjutnya, kenapa jadi nyeleweng begini pembahasannya.

Oke kita menginjakkan kaki keluar dari toko buku ini, menginjakkan kaki selanjutnya di coffeeshop dekat toko buku. Tanpa harus membuka menu, pelayan coffeeshop sudah hafal betul menu favorite kita. Hehehe bagaimana tidak, hampir saban hari kita mengunjungi coffeeshop ini.

WIS, waktu menunjukkan Indonesia bagian sore, haha perbincangan yang kita bicarakan kian ngelantur kesaa kemari. Tidak ada yang masuk akal ataupun serius didalamnya.

“oh iya, kapan hari kak Tyas cerita ke aku “

“kenapa ?” sahutku cepat, saking penasarannya.

“dia sudah sejak lama, dari awal-awal kita mendapati mata kuliah DKV I itu.”

“iya kenapa put ? jangan berbelit lah ? keburu sembelit nih” hahha sontak kita tertawa terbahak bebarengan.

“ituloh, ‘perempuan ini’ , iya kak Tyas bilang dia cemburu. Bagaimana tidak, kak Ibam…”

“kak Ibam kenapa ?” lagi-lagi aku tidak sabaran. Tapi memang iya, putri kalau cerita suka lama, dan dipotong-potong, memacu adrenalin kepenasaranan hahaha

“sabar kenapa bell ! tau kan kak ibam gambarnya jago banget. Siapa sekarang yang gak paham betul gambarnya kak ibam emang jago ?”

“iya sih” sesekali aku nyamber dengan senyum kecil, tanpa komentar meminta putri untuk cepat.

“kak tyas bilang, ‘perempuan ini’ seringkali nemenin kak Ibam waktu dia gambar di SDIG, terus muji-muji kak ibam gak karuan. Yang paling kak tyas sebel, waktu ‘perempuan ini’ bilang ke kak Ibam *mau dong kak tangannya tuker sama tanganku, biar aku jago gambar kayak kakak* nah, bagaimana kak tyas gak sakit hati toh lihatnya ?”

Oh… sesaat setelah putri menceritakan hal itu, rasanya hening. Sakit.. semakin sakit. Aku ingin bercerita tetapi, kita semua berteman. Rasanya tidak perlu ada yang diceritakan ! hening… hening… hanya suara kerumunan orang-orang dicoffeeshop dan orang-orang yang lalulalang disekitaran sini.

Entahlah aku mulai berpikir, sebetapa mengertinya putri dengan sakitku. Seingatku aku belum pernah menceritakan hal ini kepadanya, hanya risa rasanya yang benar tau cerita ini. Tapi atas dasar apa putri menceritakan tentang kak tyas dan kak ibam seperti ini ? atau putri juga merasakan keganjalan tingkahku akhir-akhir ini saat bebarengan sama mereka.

“put.. aku sebenarnya juga merasakan hal yang sama dengan kak tyas.” Entahlah apa yang mendorongku untuk bercerita kepada putri

“perempuan ini ?" ash, aku tidak bisa berkata, tebakan putri benar tanpa aku menyebut namanya terlebih dahulu.

“Iya, kamu ngerti kan put. Dia sering ekorin aku pas aku lagi jalan sama pacar, lagi makan sama pacar. Terakhir kemarin, waktu ka…”

“iya ngerti, udah gak usah cerita. Aku paham bell” potongnya.

“ya tuhan, lalu demi apa perempuan ini malah cengengesan sumringah, didepan aku ? syukurlah pacarku tidak ditempat waktu itu. Aku gak ngerti put, tapi disini sakit “ suaraku mulai melemah, sakit makin terasa. Sungguh !

Seketikanya, suasana dicoffeshop berubah menjadi hening, yang tadinya dipenuhi celotehan tidak masuk akal dan gila, sekarang berganti dengan pertanyaan dan pernyataan yang semuanya adalah serius.

“tapi kemarin aku bilang ke kak tyas, jangan khawatir. Perempuan ini tidak suka dengan tipe cowok bak kak ibam. Kamu juga lah bell, jangan khawatir, pacarmu juga bukan tipe perempuan ini” aku tau putri mencoba menenangkan aku.

“aku tidak khawatir perempuan ini akan jatuh cinta dengan pacarku put. Sama sekali aku tidak takut. Aku percaya Pram bukan tipe cowok seperti itu, dia cinta sama aku, aku percaya sama dia. Cuman… aku tidak salahkan kalau aku merasakan sakit disini put ?” sedikit aku menundukkan kepala, menepuk pelan dadaku.

“ciyee… bella gitu bisa cemburu sekarang ? ….

(bersambung) hehehe - fokus ujian dulu :D

 

 

 

 

Komentar

  1. wis mulai nulis menulis rek ihiiirrr :D

    BalasHapus
  2. asik biografiku mungkin iso ditulisno yo bell hhehehe :D

    BalasHapus
  3. eaaak, isokeloh biografi kkwkwkw

    BalasHapus
  4. iso iso hehehe, tak bantu bell hahhhaa :D

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gandeng Tangan

malam minggu romantis ke Pacet, bareng Ayah Ibu. ehm... semacam sudah jadi rutinitas seminggu sekali kesini sih. ..... entah kenapa, Ibu-ku rewel banget hari ini. yang berangkat molor sejam nunggu dia dandan. yang minta mampir sini, mampir sana, beli ini, beli itu. dan.. beberapa menit kemudian sepertinya dia mulai lapar, lalu minta makan-nya harus nasi goreng . (sebentaran sudah nyampek lokasi, eh rewel lagi.) syukur-syukur nemu penjual nasi goreng nih kan. (tapi, zonk. gak seberapa enak). mamam tuh bu ! hahaha *astaga, bella mintamaaf bu*. oke skip, inti cerita dari judul diatas itu kayak gini. Nasi Goreng Pak Joui ..... kebetulan kita bertiga semeja dengan dua sejoli, yang nampaknya sih berstatus 'pacaran'. eh nasi goreng datang, kita mamam dulu yaa. "mana sih ? iyaa... iyaa...". "jangan dihapus. kenapa sih memang ?" ewuuul, mbak ini gelandotan manja banget ke mas-nya, sambil ngubek-ngubek handphone si mas-nya gitu. (maklum, pacar

Wonderful Sunset ( Bangkalan Madura )

okay, ini kali kedua aku menginjakkan kaki ke Pulau Madura, sebelumnya... kali pertama kesini sengaja ingin mencicipi bebek terkenal di Madura "Bebek Sinjay", tidak hanya menikmati kulinernya, aku juga teman-temanku yang lain disuguhi keindahan Pulau Madura dari ketinggian 60m, di Mercusuar Sembilangan berlantai 17.  25 Desember 2013, Merry Christmast yang selalu identik dengan hari libur. hehe semalam, aku memang sudah berencana ingin ke Pelabuhan Perak, aku ingin mencoba bagaimana rasanya duduk dikapal, menyebrang ke Pulau Madura. yap, akhirnya... kali kedua ini aku hanya berangkat berdua dengan sahabat terbaikku siang itu, Risa. kita hanya merogoh dompet Rp.12.000,- untuk biaya masuk pelabuhan dan biaya transportasi kapal. tidak jauh dari jarak kapal berhenti, kita bisa melihat patung tugu pahlawan TNI AL Surabaya, tinggi besar. sedikit kapal yang kita tumpangi menuju ketengah laut, kita bisa melihat jembatan Suramadu yang kali kedua ke Pulau Madura kita melewatinya. rasan

Kabar-Kabar Lagi Nanti !

Apa kabar berkali-kali kau bilang "goblok" separuh bagianku ini ? Tapi aku ganti baru sekali saja, kau bilang sakitnya setengah mati ! 🤣 Lalu pernah tidak kau tanyakan bagaimana kabar ku begini ? Biar tidak hanya melalu kamu yang tidak boleh tersakiti. Oke, aku nanti kabar-kabar berikutnya.. Pokoknya kamu harus bahagia ! Kamu harus menang seenaknya. Ya !