hai, apa kabar ?
sudah lama kita tenggelam dalam bisu.
hai, apa kabar ?
aku masih memimpikan hal yang pernah kau katakan padaku. apa kau juga begitu ?
hai, apa kabar ?
rasanya waktu ingin kembali kuputar ke masalalu, dan merubah setiap hal yang belum ku selesaikan waktu itu. janji-janji yang ku ingkari, ketulusan yang tak ku hormati. hal-hal kecil yang terlewati menuntutku untuk terus terus dan terus bersikeras dan kekeh kembali dalam pelukanmu.
rasa bahagia kalau kami berdua sama-sama mengakui bahwa masih ada banyak waktu dan hal-hal yang bisa dilakukan bersama.
hai, apa kabar ?
kau masih inginkan hidup bersamaku dalam ‘pernikahan’ ?
perasaan ini berhasil menggiringku dalam lingkaran kegilaan. aku selalu berlebihan tentangmu.
hai, apa kabar ?
juga kau masih inginkan anak kembar dari rahimku ?
keikhlasan rasanya memang sesuatu hal yang sangat mustahil dari diriku, tapi memang aku pun harus menyadari bahwa dengan atau tanpa keikhlasan dariku, kau akan terus menjalani hidup dengan pilihanmu.
hai, apa kabar ?
sejauh ini tak ada rasa takut atau apapun saat aku sengaja menenggelamkan diri dalam kesedihan.
pengharapanku, penyesalan-penyesalan ataupun rasa bersalah yang ku pelihara sekian tahun lamanya ini, semuanya segera sirna hingga tak muncul lagi dalam pikiranku untuk bisa memperbaiki keadaan dan untuk bisa memutar kembali waktu.
hai, apa kabar ?
kau bisa memaafkan ku ? ya, melepaskan aku dari rasa bersalah ini ? jika kau menghendaki, aku juga ingin diberi kesempatan mengajak laki-laki yang lain dihari selanjutnya untuk ku bahagiakan sama sepertimu yang memulai memberi kesempatan wanita lain untuk kau bahagiakan juga.
hai, apa kabar ?
aku ingin menjadi sebelumnya, yaitu sebelum aku mengenalmu.
hai, apa kabar ? selamat tinggal.
sudah lama kita tenggelam dalam bisu.
hai, apa kabar ?
aku masih memimpikan hal yang pernah kau katakan padaku. apa kau juga begitu ?
hai, apa kabar ?
rasanya waktu ingin kembali kuputar ke masalalu, dan merubah setiap hal yang belum ku selesaikan waktu itu. janji-janji yang ku ingkari, ketulusan yang tak ku hormati. hal-hal kecil yang terlewati menuntutku untuk terus terus dan terus bersikeras dan kekeh kembali dalam pelukanmu.
rasa bahagia kalau kami berdua sama-sama mengakui bahwa masih ada banyak waktu dan hal-hal yang bisa dilakukan bersama.
hai, apa kabar ?
kau masih inginkan hidup bersamaku dalam ‘pernikahan’ ?
perasaan ini berhasil menggiringku dalam lingkaran kegilaan. aku selalu berlebihan tentangmu.
hai, apa kabar ?
juga kau masih inginkan anak kembar dari rahimku ?
keikhlasan rasanya memang sesuatu hal yang sangat mustahil dari diriku, tapi memang aku pun harus menyadari bahwa dengan atau tanpa keikhlasan dariku, kau akan terus menjalani hidup dengan pilihanmu.
hai, apa kabar ?
sejauh ini tak ada rasa takut atau apapun saat aku sengaja menenggelamkan diri dalam kesedihan.
pengharapanku, penyesalan-penyesalan ataupun rasa bersalah yang ku pelihara sekian tahun lamanya ini, semuanya segera sirna hingga tak muncul lagi dalam pikiranku untuk bisa memperbaiki keadaan dan untuk bisa memutar kembali waktu.
hai, apa kabar ?
kau bisa memaafkan ku ? ya, melepaskan aku dari rasa bersalah ini ? jika kau menghendaki, aku juga ingin diberi kesempatan mengajak laki-laki yang lain dihari selanjutnya untuk ku bahagiakan sama sepertimu yang memulai memberi kesempatan wanita lain untuk kau bahagiakan juga.
hai, apa kabar ?
aku ingin menjadi sebelumnya, yaitu sebelum aku mengenalmu.
hai, apa kabar ? selamat tinggal.
19 Maret 2014
keikhlasan rasanya memang sesuatu hal yang sangat mustahil dari diriku, tapi memang aku pun harus menyadari bahwa dengan atau tanpa keikhlasan dariku, kau akan terus menjalani hidup dengan pilihanmu.
BalasHapusIkhlas itu perihal yang sulit, bahkan batasan sabar perlu dipertanyakan.
Berjalan berdua itu mudah tidak juga bagi yang melihatnya.
Oke .. Tulisanmu keren. Thank you :)