Langsung ke konten utama

The Last Love Letter (Tuan, Kau Lupa Tak Memberiku Cara Untuk Mengatasi Sebelum Kau Pergi)

aku berusaha menjaga suaraku agar tetap keras dan  tak nampak bergetar sehingga kau nyaris menduga aku tak begitu sedih. “katakan padaku sekali lagi dengan jelas. bahwa semua yang kita jalani ini sudah melebihi batas wajar, dan kau memilih untuk memberhentikannya disini karena kehilangan rasa sabar. katakan padaku sekali lagi dengan jelas. bahwa kau benar-benar lelah, dan tak ingin lagi melihatku berusaha berubah. “ mungkin kalimat darimu itu bisa ku jadikan ‘tameng’ untuk membiarkanmu pergi dengan ikhlas.

aku lupa menghirup udara normal. semuanya terasa sesak.

laki-laki ini baru saja mengatakan bahwa ia tak mendapat apa-apa dari hubungan ini. more than a lot, you give me nothin’. you’re free to go.



aku hanya bisa menatapnya, dengan lengkungan bibir yang ingin mengarah kebawah tapi sekuat mungkin aku berusaha menahannya. we hurt each other then we do it again, begitulah adanya.

sekarang laki-laki itu telah benar-benar pergi menjauh, kurasa takkan kembali. aku ingin melawan, menguasainya karena selalu ada bagian dirinya yang tau bahwa ‘dia bisa’. tetapi sekali lagi dia berhasil menegur insting mengingatkan tentang apa yang seharusnya dilakukan wanita sepertiku, dan membiarkan laki-laki itu pergi menjauh – takkan kembali.

aku memang tak punya apa-apa untuk ditawarkan kepadanya. aku hanya wanita yang ‘selalu enggan’ tapi banyak mau dan selalu ingin dimengerti. begitupun ungkapnya.

aku lupa menghirup udara normal. semuanya terasa sesak.

aku ingin memosisikan tubuhku diantaranya, menghirup aroma khas ditubuhnya, menyelipkan tangan ke sisi sebelah lengan sempit dengan kemeja yang longgar dan ringannya. tetapi mataku tiba-tiba berkilat dan aku mundur, seperti seseorang yang tau bahwa telah membuat kesalahan sebelum benar-benar dilakukan. membuat keselahan, memeluknya sebelum benar-benar ditinggalkan.


inilah saat yang aku takutkan dari sebuah perpisahan, kerinduan yang tak terhankan. bahkan sebelum berpisah sekalipun aku sudah merindukanmu. bagaimana sekarang aku akan mengatasinya ? kau lupa tak memberiku cara untuk mengatasi sebelum kau pergi. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gandeng Tangan

malam minggu romantis ke Pacet, bareng Ayah Ibu. ehm... semacam sudah jadi rutinitas seminggu sekali kesini sih. ..... entah kenapa, Ibu-ku rewel banget hari ini. yang berangkat molor sejam nunggu dia dandan. yang minta mampir sini, mampir sana, beli ini, beli itu. dan.. beberapa menit kemudian sepertinya dia mulai lapar, lalu minta makan-nya harus nasi goreng . (sebentaran sudah nyampek lokasi, eh rewel lagi.) syukur-syukur nemu penjual nasi goreng nih kan. (tapi, zonk. gak seberapa enak). mamam tuh bu ! hahaha *astaga, bella mintamaaf bu*. oke skip, inti cerita dari judul diatas itu kayak gini. Nasi Goreng Pak Joui ..... kebetulan kita bertiga semeja dengan dua sejoli, yang nampaknya sih berstatus 'pacaran'. eh nasi goreng datang, kita mamam dulu yaa. "mana sih ? iyaa... iyaa...". "jangan dihapus. kenapa sih memang ?" ewuuul, mbak ini gelandotan manja banget ke mas-nya, sambil ngubek-ngubek handphone si mas-nya gitu. (maklum, pacar

Wonderful Sunset ( Bangkalan Madura )

okay, ini kali kedua aku menginjakkan kaki ke Pulau Madura, sebelumnya... kali pertama kesini sengaja ingin mencicipi bebek terkenal di Madura "Bebek Sinjay", tidak hanya menikmati kulinernya, aku juga teman-temanku yang lain disuguhi keindahan Pulau Madura dari ketinggian 60m, di Mercusuar Sembilangan berlantai 17.  25 Desember 2013, Merry Christmast yang selalu identik dengan hari libur. hehe semalam, aku memang sudah berencana ingin ke Pelabuhan Perak, aku ingin mencoba bagaimana rasanya duduk dikapal, menyebrang ke Pulau Madura. yap, akhirnya... kali kedua ini aku hanya berangkat berdua dengan sahabat terbaikku siang itu, Risa. kita hanya merogoh dompet Rp.12.000,- untuk biaya masuk pelabuhan dan biaya transportasi kapal. tidak jauh dari jarak kapal berhenti, kita bisa melihat patung tugu pahlawan TNI AL Surabaya, tinggi besar. sedikit kapal yang kita tumpangi menuju ketengah laut, kita bisa melihat jembatan Suramadu yang kali kedua ke Pulau Madura kita melewatinya. rasan

Kabar-Kabar Lagi Nanti !

Apa kabar berkali-kali kau bilang "goblok" separuh bagianku ini ? Tapi aku ganti baru sekali saja, kau bilang sakitnya setengah mati ! 🤣 Lalu pernah tidak kau tanyakan bagaimana kabar ku begini ? Biar tidak hanya melalu kamu yang tidak boleh tersakiti. Oke, aku nanti kabar-kabar berikutnya.. Pokoknya kamu harus bahagia ! Kamu harus menang seenaknya. Ya !