“Aku menyukainya Ra, intensitas komunikasi juga makin sering. Bagas sedikit menyebalkan !” dengan sumringah Gina bercerita padaku.
“ah, baguslah ! buru, jangan sampai salah satu antara kalian berubah pikiran ?” hahaha kita tertawa terbahak, tanpa peduli sekitar. Ini cafe favorite kita.
Gina adalah seorang perempuan berusia 24 tahun, selisih 4 tahun diatasku. Aku mendapati dia sebagai senior dikantor baruku, hehe tapi tidak ada sekalipun aku memanggilnya dengan sebutan “mbak” sampai saat ini. kita benar-benar cocok, mulai dari pemikiran, tingkah, makanan favorite, sampai hal-hal kecil lainnya. Urusan pribadi pun tidak sungkan untuk kita saling bercerita. Gina sangat akrab dengan keluargaku, begitu juga sebaliknya.
“Ma, Raskia pulang telat hari ini. Ada makan malam bersama teman-teman kantor”
Hari ini memang akan ada acara syukuran dikantor. Ya, hanya sekedar pesta kecil untuk merayakan keberhasilan memperoleh tender siang tadi. Tidak hanya dari karyawan kantorku, dari kantor pusat juga mengirimkan beberapa karyawan untuk mewakili.
Suara hiruk-pikuk yang memenuhi sama sekali tidak mempengaruhiku, aku melangkah diatas ombak gairah. Hal magis yang tidak dapat diungkapkan dengan bahasa verbal, hal yang selalu terjadi saat aku sudah memegang blocknote & beberapa novel ditanganku.
“Hey, lobby sudah dipenuhi teman-teman. Ayo turun !” Gina menarik lenganku dengan cepat, membawa aku turun dikeramaian.
Sebuah pesta kecil telah dibuka… diawali dengan sambutan dari direktur perusahaan. Kemudian… mari kita makan ! hahahhahah
Bergegas aku menuju meja panjang yang dipenuhi berbagai macam makanan. “Gina, ayo makan. Lapar udah nih !” aku menarik lengan Gina cepat, tapi Gina menolak. Bilangnya belum teralu lapar. Oke, aku meninggalkan blocknote & novel-novel ku dimeja tempat Gina duduk.
Ketika aku semakin mendekati meja panjang surganya makanan … “Raskia !!!” oh what the hell, petir menyambar dari belakang. suara siapa lagi kalau bukan Pak Ahsan. Dengan segera aku memutar badan, menghampiri beliau.
“Iya, Pak ! ada yang bisa saya bantu ?”
“Kenalkan, ini Bagas. Saya akan masukin dia ke team kamu ! tolong dia dibantu !”
“Oh, iya Pak ! siap !” ( aku & Bagas saling bertatap, berbagi senyum, tidak sempat berjabat tangan. Pak Ahsan masih banyak bicara )
Aku segera memutar badan, kembali ke tujuanku awal, kasih makan cacing-cacing diperut !
“Ra !” teriak lagi Pak Ahsan. “Bagas, tolong ajak makan sekalian”
Oh no, malam ini rasanya sial sekali. Iya sial ! Bagus sialan itu. Jadi ceritanya aku tidak bisa makan dengan porsi lebih kalau begini.
“Hai, Raskia. Maaf tadi tidak sempat berjabat tangan, biasa Pak Ahsan memang gitu, bawel. Hhaha ” sapaku terlebih dahulu.
“Oh, iya. Saya Bagas !” jawabnya, membalas uluran tanganku.
“Yaudah, ambil makan buru Gas. Makanku banyak, nanti kamu tidak kebagian ! hahaha ” ah rasanya Bagus ini orang yang gak punya sense of humor. Gak asik aku bilang. Bodohlah, aku melanjutkan kesibukanku menjelajahi makanan diatas meja.
“Ra, itu 2 porsi kamu semua yang makan ?” akhirnya Bagus bicara denganku, aku pikir tiba-tiba dibisukan tuhan, dari tadi disampingku tidak bersuara, hanya mengikutiku memilih-milih makanan.
“Tidak, ini untuk temanku.tunggu ya, aku mau antar ini kemeja temanku ! kamu cari meja lain, nanti aku nyusul.”
Aku meninggalkan Gina dan teman-teman yang lain. Siallah malam ini harus makan dengan orang macam Bagas. Rasanya memang butuh waktu sedikit lama untuk membuat Bagas welcome denganku, harus extra bekerja keras dengan orang banyak diam seperti ini, ah… menyusahkan pekerjaanku ! sudahku awas-awas diawal, teamku harus friendly.
….
Trrt… trrt… trrt… Gina calling…
“Hallo, iya Gin ?”
“Dimana Ra ?”
“Lagi anter mama belanja di Carrefour Gin, ada apa ? sebentar lagi pulang ini, mama yang lama”
“Oh, lagi jalan sama Bagas. Kamu mau nitip apa ?”
“Gak usah Gin, ini juga diluar kan sama mama. Kalau pengen bisa langsung beli sendiri. Have fun ya”
…..
Esok harinya, Bagas nampaknya sudah mulai ditempatkan dikantorku, resmi menjadi teamku. Oke, ini tugas pertama kalinya dengan Bagas, dan… you know, haruslah kita dikirim keluar kota selama 1 bulan. Bagas benar-benar pembawa sial, ini kali pertama aku ditugaskan keluar kota. Apa kata Gina ? dia tidak bisa membantu apa-apa untuk negoisasi dengan Pak Ahsan.
Komentar
Posting Komentar