nikmat memang, mengikuti pemikiran yang tak tentu arahnya dan tak benar-benar tahu apa yang diinginkan apalagi untuk sebuah jawaban.
yaa, yang ku maksud adalah nikmat sakitnya.
...
ku baringkan tubuhku dalam lantai tak beralas diruang tengah, melepas lelah dan berusaha menahan kantuk. sesekali ku lirik jam dipergelangan tanganku, sore juga tak terlalu sore tapi semakin gusar aku dibuatnya. berusaha aku melupakan pesan-pesan yang sampai pada ponselku siang tadi. aku menangis dibuatnya. lebih dan semakin lebih rasa kecewa yang ku nikmati sore ini. tapi apa yang membuat otakku, pikiranku, segala yang ada padaku tetap mengindahkanmu ? kebodohan apa yang ku derita.
apa lagi yang ku cari ? selamanya juga tak akan pernah mendapati kita disini lagi.
aku hanya ingin berlari ! dari semua mimpi kita yang tak akan terwujud, tapi kau selalu mengikuti hingga membuatku memaksakan diri untuk berhenti.
jangan pernah tanya kenapa ini ku lakukan ! kau-lah penyebabnya.
Tuhan, aku kecewa atas takdir yang kau berikan kepada mereka. aku kecewa ! ini membuatku seperti merasa kehilangan dia selamanya. hatiku seperti kau iris tega, perih, tanpa pernah bisa sembuh lagi. untuk menentang takdirmu bagaimana caranya ? apa dosaku setiap hari akan kau tambah jika aku selalu mendoakan hal-hal buruk terjadi dalam hubungan mereka ?
Komentar
Posting Komentar