"jadi, akan sampai kapan lagi terasa hambar seperti yang kau bilang ?"
aku sudah berusaha mengunakan kata-kata, kalimat yang tidak kaku, agar kita bisa kembali akrab seperti dulu.
"tapi mungkin yang kau rasakan masih saja hambar."
iya, bisa ku lihat dari rengekanmu yang belum kembali seperti sebelum kau bilang aku berubah.
tidak, bukan seperti itu. jangan berpikir aku menyalahkan diriku sendiri atau menyalahkan dirimu. bukan... bukan. aku hanya sedang berpuisi, setidaknya biar kau tau dengan cara ini seseorang bisa melukiskan keabstrakan pikirannya.
"ku ulangi sekali lagi, hatiku masih tetap sama, entah sebelum atau sesudah kau bilang aku berubah. hatiku.. masih melindungi isinya dengan sangat hati-hati."
jangan diam.
"coba kau tebak apa isinya ?"
NAMAMU, Mas.
Komentar
Posting Komentar